24 October 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Universitas Negeri Surabaya berkolaborasi dengan Universitas Airlangga dan Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur mengadakan Webinar Internasional dengan tema “Nationalism, Education, Health and Economy Partnership in Global Perspective” pada Sabtu, 23 Oktober 2021.
Webinar ini dibuka oleh Mr. Abdul Kadir Jailani dari Direktur Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI. Ada empat pemateri yang hadir, yakni Mr Suyoto dari Kanda University of International Studies Jepang, Assoc. Prof. Aziz Rahman, MBBS., MPH., PhD., dari Federation University Australia, Assoc. Prof. Dr. Khotijah Omar, BBA., MBA., PhD. dari Universitas Malaya, Malaysia dan Prof. Dr. Jusuf Irianto, M.Com dari Universitas Airlangga.
Dalam pemaparannya, Prof. Aziz Rahman menyampaikan materi tentang ‘Collaboration for Promoting Public Health Among Countries: Australian Perspective’. Ia mengatakan bahwa pandemi bedampak pada beberapa sektor seperti pendidikan, sosial, ekonomi dan lainnya. Pandemi harus diatasi dengan perubahan perilaku masyarakat, pemerintah dan berbagai pihak di seluruh dunia.
Sebagai contoh di negara bagian Queensland, Australia yang sedang mengurangi pembatasan secara bertahap, telah terjadi berbagai perubahan. Misalnya, transaksi pembayaran dilakukan tanpa kontak, sholat Jumat dilakukan beberapa sesi maksimum 20 jamaah tiap sesi dan kebijakan strategis pembatasan lainnya.
Sementara itu, Dr. Khotijah Omar menjelaskan tentang ‘Covid-19 di Malaysia’. Ia mengatakan bahwa Malaysia Healthcare atau Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) adalah sebuah organisasi yang terbentuk dari inisiatif Kementerian Kesehatan Malaysia. Malaysia Healthcare bertugas memfasilitasi dan mempromosikan industri wisata kesehatan di Malaysia. Saat ini, Malaysia Healthcare menaungi 76 rumah sakit swasta yang tersebar di seluruh wilayah Malaysia. Selain itu, Malaysia Healthcare juga aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang seru dan penuh manfaat, seperti webinar kesehatan.
Mr Suyoto menyampaikan materi seputar pendidikan literasi digital dalam peningkatan nasionalisme di Jepang. Budaya literasi di Jepang telah dikenalkan kepada anak sejak dini yang mana ada salah satu program pemda untuk memberikan hadiah buku kepada setiap anak yang baru lahir. Itu diberikan saat ibu mengantarkan anaknya imunisasi pertama. “Jepang sangat menekankan anak untuk mengenal literasi sejak dini, program ini juga mendapatkan respon yang baik dari masyarakat di Jepang,” paparnya.
Di Akhir sesi, Prof. Dr. Jusuf Irianto menjelaskan tentang ‘Cooperation Using Dimensional Model for Human Development: Indonesia’s Experiences’. Ia mengatakan bahwa kerja sama antar negara ini merupakan suatu proses dan suatu kelembagaan yang mana setiap pemerintah memiliki sistem politik yang berbeda-beda tetapi satu kesatuan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan bahkan ekonomi. [wul/zam]