10 October 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Untuk menghadapi perubahan masyarakat di berbagai bidang pascapandemi Covid-19, diperlukan adaptasi pada tatanan baru. Kondisi itu mendorong Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya (FISH UNESA) menyelenggarakan International Conference on Social Science and Law 2021 selama dua hari 10-11 Oktober 2021 secara daring.
Forum ilmiah ini menghadirkan empat narasumber utama skala internasional yaitu Prof. Dr. Reevany Bustami, Ph.D., dari Universitas Sains Malaysia, Prof. Jiang-Bang Deng, Ph.D., dari Universitas Tamkang, Thailand, dan Prof. Dr.Habil Barbara Theilen-Willige dari Technische Universitȁt Berlin, Jerman serta Prof. Dr. Zuhairah Ariff Binti Abd. Ghadas dari Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia.
Dr Sujarwanto, M.Pd, Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerja Sama pada kesempatan itu menegaskan komitmen UNESA untuk selalu berperan aktif merespon berbagai kondisi masyarakat pascapandemi melalui berbagai aktivitas keilmuan. “Kita melihat pandemi ini memaksa kita beradaptasi di berbagai sektor dan menemukan pola baru dalam menjalankan kehidupan. Ini tentu tantangan sekaligus peluang untuk berinovasi. Untuk itu diperlukan beragam ide baru dan UNESA siap untuk berkontribusi terhadap penyediaan strategi-strategi ini melalui berbagai aktivitas ilmiah semacam ini,” ujarnya.
Menurutnya, pertemuan ilmiah antara para peneliti menjadi hal yang penting untuk menemukan ide-ide baru yang berguna untuk masyarakat. Untuk itu, UNESA akan selalu mendukung dan mendorong bertumbuhnya tradisi ilmiah di Indonesia dan di dunia.
“Dalam kondisi hari ini universitas memang diharapkan selalu memberikan solusi atas persoalan masyarakat. Untuk itu kita di UNESA harus terus menguatkan tradisi ilmiah seperti ini. Saya mengucapkan selamat dan sukses untuk gelaran pertama dari FISH. Ini bentuk respon yang bagus semoga akan menjadi agenda rutin untuk menghasilkan gagasan dan inovasi di bidang sosial dan hukum,” ucapnya.
Senada dengan itu, Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FISH yang bertindak sebagai ketua panitia berharap forum ilmiah ini dapat mendorong perkembangan ilmu terutama ilmu sosial dan hukum. “Kami menghadirkan pembicara dari berbagai negara untuk berbagi pengetahuan tentang fenomena yang terjadi di berbagai belahan dunia. Juga ada diskusi antara para peneliti dalam diskusi terfokus. Semoga kegiatan ini bisa menjadi pemantik kolaborasi antara para peneliti dari berbagai negara,” jelasnya.
Selain sesi utama oleh empat narasumber utama, Selama dua hari sebanyak 160 peneliti ilmu sosial dan ilmu hukum memaparkan hasil penelitiannya dan mendiskusikannya dalam forum-forum kecil dan akan diterbitkan dalam jurnal dan prosiding internasional. [Humas UNESA]