26 September 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, UNESA menggelar Seminar Nasional bertajuk “Digitalisasi Pendidikan Menjawab Polemik Trasformasi Belajar” pada Sabtu (25/09/2021). Sebagai pemateri, hadir Prof. Dr. MW. Roesminingsih, M. Pd., selaku Ketua Badan Akeditasi SM Provinsi Jatim, Cici Esti Nalurani, M.M., CEC., CHt. Selaku Young Enterpreneur Mentor, dan Drs. Lukman Hakim Firdausy, selaku Founder Sekolah Dolanan.
Acara dibuka oleh Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) UNESA, Wiwin Yulia Ningsih, S. Pd., M. Pd. Ia mengatakan bahwa tema yang diangkat tersebut menarik dan relevan dengan kondisi dan tantangan penyelenggaraan pendidikan saat ini. “Dari sini kita bisa deskrikan tantangannya bagaimana dan memproyeksikan langkah dan solusi ke depannya. Harapan saya semoga acara ini sukses dan membawa manfaat,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Prof Roesminingsih, mula-mula memaparkan seputar abad ke-21. Menurutnya, era digital mendobrak cara pandang dan sistem kerja konvensional menjadi super dan serba digital. Semua berurusan dengan teknologi informasi dan digital dalam berbagai lini. Selama smartphone ada dalam genggaman, semua jadi serba mudah.
Ketua Komisi PSDM UNESA itu juga menjelaskan, beberapa hal yang mampu mengubah masa depan umat manusia secara radikal terdapat 4 hal yaitu, 1) disrupsi atau perubahan pekerjaan, 2) kecerdasan buatan (AI), 3) internet of things (IoT), dan 4) big data. Di samping kemudahannya, teknologi juga bisa berdampak negatif bagi kehidupan. Seperti banyak pekerjaan yang mulai tergantikan oleh robot. Itu berdampak pada angka pengangguran dan kemiskinan. “Agar tidak tergilas zaman, kita harus adaptasi, tangguh, kreatif, dan inovatif. Jangan pasif,” tegasnya.
Selain itu, teknologi bisa sangat menyeramkan jika tidak digunakan secara bijak. Hanya dengan klik dan sebar informasi yang tidak benar saja, bisa berakhir di rumah tahanan, bisa mengorbankan orang lain pun menjatuhkan korban. Perempuan yang juga Direktur Badan Pengelola Sekolah Labschool UNESA itu menambahkan bahwa pemanfaatan TIK untuk pembelajaran semakin banyak digunakan saat ini. Baik guru maupun mahasiswa atau pelajar harus punya kemampuan literasi khususnya terkait dengan teknologi atau literasi digital. Agar paham cara menggunakan, memanfaatkan bahkan menghasilkan sesuatu dari teknologi itu.
Sementara itu, Cici Esti Nalurani menerangkan bahwa meski teknologi kian canggih, tetapi tidak bisa menggantikan peran manusia, terutama dalam dunia pendidikan. Teknologi dalam pendidikan harus diwujudkan dalam bentuk inovasi media yang memudahkan proses belajar dan pembelajaran. CEO Think Indonesia dan Founder NGD Program itu menambahkan, media pembelajaran yang baik yaitu mampu merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga terjadi proses interaksi dan komunikasi antar guru dengan siswa maupu siswa dengan siswa.
Lukman Hakim Firdausy menjelaskan, digitalisasi pendidikan merupakan upaya untuk menunjang proses belajar mengajar secara virtual tanpa mengurangi esensi dalam penyampaian materi pembelajaran. Dalam transformasi pendidikan, ada empat upaya perbaikan yang harus dilakukan; 1) perbaikan infrastruktur dan teknologi, 2) perbaikan kebijakan prosedur, 3) perbaikan kepemimpinan, masyarakat dan budaya, 4) perbaikan kurikulum, pedagogi dan asesmen. “Perubahan itu terjadi, guru harus siap adaptasi dan terus mengembangkan diri,” pesannya. (Adi/zam).