19 September 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Pusat Studi Literasi, LPPM, UNESA menggelar Sarasehan Daring (Sadaring) Nasional seri empat dengan tema ‘Asesmen dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra” pada Sabtu, 18 September 2021. Acara tersebut dihadiri tiga narasumber, yaitu Dosen Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Tati D Wardi Ph.D., dan dua Dosen FBS UNESA, Dra. Pratiwi Retnaningdyah, H.Hum., MA, Ph.D dan Dr. Syamsul Sodiq M.Pd. Mereka ditemani Hendrik Pandu Paksi, S.Pd., M.Pd. Dosen FIP UNESA sebagai moderator.
Ketua LPPM UNESA, Prof. Dr. Darni M.Hum., mengatakan bahwa asesmen sangatlah penting dipahami guru maupun siswa. Pihak yang terlibat dalam belajar dan pembelajaran harus mengenal model-model asesmen AKM. Guru seharusnya dapat membuat soal-soal setara AKM, yang selama ini mungkin belum dilakukan. “Lewat sarasehan ini, semoga dapat semangat dan petunjuk dalam menyusun asesmen yang baik dan benar, khususnya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra,” harapnya.
Pada kesempatan itu, Tati D Wardi Ph.D. mepaparkan materi tentang asesmen dalam pembelajaran literasi baca. Menurutnya, asesmen bukan sekedar proses teknis. Penilaian bersifat representasional dan interpretatif yang melibatkan representasi perkembangan anak.
Ada beberapa prinsip utama asesmen literasi baca yang perlu diperhatikan. (1) Kepentingan siswa adalah pertimbangan utama dalam asesmen. (2) Guru adalah pelaksana asesmen yang paling penting. (3) Tujuan utama dari asesmen adalah untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. (4) Asesmen harus mengenali dan mencerminkan sifat membaca dan menulis yang kompleks secara intelektual dan sosial. (5) Proses asesmen harus melibatkan berbagai prespektif dan sumber data, adil, dan merata. (6) Asesmen harus didasarkan pada komunikasi belajar sekolah setempat.
Sementara untuk komponen asesmen literasi baca dasar, di antaranya, (1) konsep tentang tulisan cetak, (2) identifikasi bunyi huruf, (3) kosa kata yang sering digunakan, (4) mengeja, (5) kesadaran fonologis, dan (6) memahami bacaan. “Dari komponen tersebut dapat mendiagnosa dengan cara seperti running records atau merekam literasi baca siswa dengan selembar kertas yang kita catat perkembangannya sesuai dengan tujuan diagnosanya,” terangnya.
Dr. Syamsul Sodiq M.Pd., menyampaikan bahwa asesmen nasional memberi gambaran tentang karateristik esensial suatu sekolah yang efektif dalam mengembangkan kompetensi dan karakter murid sebagai ciri pengajaran yang baik. “Sehingga yang disorot juga sekolahnya, tidak hanya siswanya,” tukasnya.
AKM, lanjutnya, difokuskan pada literasi dan numerasi dikarenakan kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Literasi dan bahasa adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksi berbagai jenis teks untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga indonesia dan warga dunia dan untuk dapat mengambil keputusan berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.
Untuk mengembangkan asesmen pembelajaran bahasa dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa menggunakan beragam strategi literasi atau strategi belajar, juga bisa lewat pembiasaan mengggunakan pengatur grafis, pun bisa dengan menggunakan teks multi-moda.
Dra. Pratiwi Retnaningdyah, H.Hum., MA, Ph.D., memaparkan tentang fungsi peran pengatur grafis sebagai alat bantu asesmen pembelajaran sastra. Menurutnya, pengatur grafis membantu untuk menerapkan strategi metakognitif, mengorganisasikan pikiran agar terstruktur, sebagai alat asesmen informal untuk mengecek pemahaman siswa, dan memvisualisasikan apa yang ada dalam pikiran. Selain itu, pengatur grafis dapat menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan yang baru, trasfer dari ingatan jangka pendek ke jangka panjang, serta dapat menyelesaikan pemecahan masalah berbagai mata pelajaran.
Menurutnya, AKM adalah satu cara agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Namun, agar anak-anak semakin mencintai membaca dan sastra, dapat menggunakan cara; mengembangkan program membaca di sekolah, mengembangkan asesmen literasi di tingkat sekolah, melatihkan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran, dan menggunakan berbagai jenis teks dengan konteks bervariasi sebagai bahan pembelajaran di semua mata pelajaran (mapel). (Aida/zam)