18 August 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Ada yang berbeda pada ujian disertasi program studi Doktor (S-3) Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada Rabu (18/08/2021). Di mana Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Dr. H. Zainudin Amali, S.E., M.Si., turut hadir sebagai penguji dalam ujian terbuka yang digelar secara daring dan luring (hybrid) itu.
Ujian tersebut dibuka dan dipimpin langsung oleh Rektor UNESA, Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes. yang bertindak sebagai ketua penguji dan Direktur Pascasarjana UNESA, Dr. Edy Mintarto, M.Kes yang bertindak sebagai sekretaris. Sementara anggota penguji terdiri dari Menpora, Dr. H. Zainudin Amali, S.E., M.Si, Dr. Heryanto Nur Muhammad, S.Pd., M.Pd., Dr. Oce Wiriawan, M.Kes., dan Dr. Ria Lumintuarso, M. Si. Adapun Prof. Dr. Hari Setijono M.Pd. dan Dr. H. Arifuddin Usman, M.Kes masing-masing bertindak sebagai promotor dan kopromotor.
Donny Ardy Kusuma, S. Pd., M. Kes., sebagai promovendus memaparkan penelitiannya yang berjudul "Pengaruh Latihan Plyometric Dorp Jumps Pada Miografi Otot, Kemampuan Loncatan Vertikal, Ground Reaction Forces, dan Muscle Explosiveness". Dalam presentasinya, Donny menyampaikan bahwa atlet dengan performa tinggi adalah atlet yang memiliki gerak motorik yang sempurna dan cepat yang bisa dicapai dengan teknik latihan menggunakan Plyometric Drop Jumps.
Menurutnya, teknik ini sering digunakan para atlet untuk persiapan khusus sebelum mengikuti turnamen, karena relatif aman, mudah adaptasi, dan hanya membutuhkan beban badan serta sedikit peralatan. Hasil penelitian menunjukkan ketinggian latihan drop jump akan mempengaruhi otot hamstring sehingga akan berpengaruh juga terhadap kekuatan dan power otot tersebut.
Perbedaan ketinggian drop jump juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap rate of force development. Sedangkan hasil vertical jump terbaik pada penelitian ini terdapat pada latihan drop jump dengan ketinggian 45 cm dibandingkan ketinggian 30 cm dan 50 cm. Salah satu penemuan dalam riset tersebut, yakni terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh latihan drop jump ketinggian 30 cm, 45 cm, 50 cm terhadap loncatan vertikal, yang hasilnya pada ketinggian 45 cm memperoleh hasil yang lebih baik.
Pada kesempatan itu, Zainudin Amali mengatakan bahwa sport science menjadi salah satu elemen penting dalam mengembangkan dan memajukan olahraga nasional. Menurutnya, riset tersebut bisa menjadi salah satu bagian penting dari upaya meningkatkan efektivitas latihan para atlet sehingga tepat sasaran dan sesuai harapan.
Dia menambahkan, dalam rangka mendorong prestasi olahraga nasional yang labih baik lagi ke depannya, harus didasarkan pada grand design yang tepat dan komprehensif. Bakat-bakat olahraga anak-anak di seluruh Indonesia harus bisa dideteksi secara dini, dan dididik, dilatih hingga menjadi atlet unggulan Indonesia baik di level nasional maupun internasional. “Prestasi olahraga kita di Olimpiade Tokyo 2020 lumayan, tetapi itu by accident, harusnya kita bisa lebih baik lagi dengan by design,” imbuhnya.
"Karena itu, pemerintah susun Grand Design Keolahragaan Nasional untuk mengakomodasi talenta berkualitas yang tersebar di seluruh pelosok negeri,” tukasnya. “Kita membutuhkan suatu manajemen talenta yang bagus dan berbasis sport science dan IPTEK guna meningkatkan prestasi olahraga Indonesia yang lebih gemilang,” sambungnya.
Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan., M.Kes pada kesempatan itu mengatakan bahwa untuk ke arah sana, pemerintah tidak bisa jalan sendiri. Namun membutuhkan kerja kolektif dan kolaborasi yang melibatkan pemerintah pusat hingga daerah dan kota, perguruan tinggi, federasi olahraga, dan pihak-pihak terkait lainnya. " Kami di UNESA siap mendukung penuh pak Menteri (Menpora, red), kami ada pusat sport science dan memiliki fasilitas dan laboratorium olahraga yang lengkap. Semua terlibat, kita pasti bisa menang dan jadi juara," ujar Rektor UNESA. #SalamOlahraga (meds/zam)