12 July 2021


Unesa.ac.id, Surabaya–Pembelajaran daring yang dilakukan selama pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik maupun orang tua murid. Satu sisi guru dituntut kreatif dan inovatif dalam mendesain mempelajaran yang menyenangkan dan di sisi lain orang tua juga dituntut menjadi guru yang baik di rumah.
Mengenai optimalisasi peran guru dan orang tua dalam pembelajaran daring, Pakar Teknologi Pendidikan UNESA Prof. Dr. Mustaji, M.Pd mengupasnya dalam diskusi pendidikan yang digelar YIMI Gresik pada Kamis (8/7/2021). Kaprodi S-3 Teknologi Pendidikan itu mengatakan bahwa dalam penerapan pembelajaran daring, ada beberapa yang perlu diperhatikan oleh guru yakni merancang pembelajaran dengan baik yang didasarkan pada aspek tujuan, karakteristik siswa, konteks, dan materi pembelajaran.
Selain itu, pada pembelajaran daring, guru seakan dipaksa bekerja tanpa batas. Selain sibuk menyiapkan materi baik dalam bentuk narasi, video maupun multimedia, juga harus siap menjawab atau menjelaskan materi kepada siswa kapan saja lewat “chat room” yang disepakati. Sebab, tidak semua siswa bisa langsung memahami materi yang disampaikan dan kadang memunculkan pertanyaan dan setidaknya diskusi ringan secara berkelanjutan.
Dia menambahkan, guru harus mendidik dan memberlakukan anak sesuai zamannya. Dengan kata lain, pendidik harus memahami bagaimana “aturan main” atau cara dan proses anak belajar di abad ini. Jika dulu belajar identik di dalam kelas, membuka buku paket dan menulis. Sementara sekarang belajar bisa dilakukan di mana saja, tanpa batas dan bahkan lewat smartphone pun bisa mengakses banyak hal. “Karena itu, kita sebagai guru harus memahami paradigma pemanfaatan teknologi dan menjadikannya bagian dari solusi dan mewujudkan peristiwa belajar dan pembelajaran yang efektif dan efisien,” tandasnnya.
Pada umumnya, pendidikan terjadi di tiga pusat yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Selain itu, juga ada pusat pendidikan keempat, yaitu media (sosial dan masa). Menurutnya, karena murid saat ini melekat dengan smartphone dan cenderung menggunakan media sosial, maka guru pun ditantang untuk menjadikan media sebagai bagian dari strategi atau media pembelajaran yang menarik bagi anak.
Sementara itu, hal lain yang perlu disadari yakni adanya norma baru dalam pendidikan dan pembelajaran saat ini. Pertama, rumah menjadi tempat belajar utama bagi anak. Kedua, orang tua punya peran penting dalam mendorong minat dan motivasi belajar anak. Ketiga, orang tua harus belajar dan memahami strategi pembelajaran maupun model-model pembelajaran. Keempat, guru adalah orang yang sama-sama belajar bersama anak. “Guru dan orang tua sama-sama berperan penting dalam tumbuh dan berkembangnya anak,“ tukasnya.
Tren pendidikan ke depan, yakni adannya kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online atau yang dikenal dengan blended learning yang perlu diperhatikan baik-baik oleh guru maupun orang tua. Keberhasilan pembelajaran blended learning sangat ditentukan oleh peran guru dan orang tua serta bagaimana sinergi keduanya dalam menjalankan fungsi edukasi, koordinasi, komunikasi dan kontrol baik saat anak ada di rumah, sekolah maupun di luar. “Sinergisitas, kemasan pembelajaran yang menarik, berisi dan bermakna menjadi kunci,“ tegasnya. “Kita sebagai orang tua atau guru harus memastikan bahwa anak atau murid bisa bersosialisasi dengan baik, berdiskusi dan berkomunikasi serta berkolaborasi,“ pungkasnya. (hasna/zam)