05 July 2021


Unesa.ac.id, Surabaya-Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNESA menyelenggarakan Pelatihan Video Editing bagi Guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Surabaya pada Senin (05/06/2021). Acara yang digelar secara virtual itu diikuti sebanyak 50 guru SD yang tersebar di 31 Kecamatan se-Kota Surabaya. Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari masing-masing sekolah.
Pelatihan yang merupakan program pengabdian kepada masyarakat (PKM) itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru sekolah dasar dalam bidang teknologi komunikasi pendidikan khususnya dalam memanfaatkan, mengedit dan mendesain video untuk kebutuhan pembelajaran daring selama pandemi.
Prosesi kegiatan dirancang dalam dua sesi. Pertama, peserta mendapatkan materi tentang ‘Video sebagai Media Pembelajaran’ yang disampaikan Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Pakar Komunikasi Pendidikan UNESA Dr. Danang Tandyonomanu, M.Si. Kemudian materi ‘Script Writing and Storyboard’ yang disampaikan oleh Tsuroyya, S.S., M.A dosen Ilmu Komunikasi UNESA. Untuk membekali guru dengan pemahaman tentang kompetisi video editing, juga ada materi tentang ‘Tren Perlombaan Virtual’ yang disampaikan oleh Dr. Anam Miftakhul Huda, S.Kom., M.Ikom, dosen Ilmu Komunikasi UNESA.
Pada sesi kedua, peserta menerima pelatihan teknis dalam video editing yang disampaikan Nadya Yudo Wiranti, S.Ikom salah satu tim teknis dan kreatif UPT Humas UNESA. Pada sesi itu, guru dibekali cara mudah mengedit video dengan memanfaatkan aplikasi di smartphone, seperti aplikasi Inshot, Capcut, dan Canva.
Dr. M. Turhan Yani, M.A, Wakil Dekan Bidang Akademik FISH UNESA dalam sambutannya mengatakan bahwa pelatihan tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan guru di lapangan. Menurutnya, tantangan guru saat ini adalah berhadapan dengan kondisi di mana siswa rawan bosan dan jenuh yang berdampak pada motivasi, proses dan hasil belajar. Karena itu, guru dituntut aktif, kreatif dan inovatif, salah satunya dalam membuat, mengedit, dan memanfaatkan video untuk kebutuhan pembelajaran. “Apalagi kan anak SD itu senang dengan tampilan video yang menarik dan itu bagus sebagai sarana pembelajaran dan juga cepat dipahami anak-anak,” ujarnya.
Output pelatihan itu, lanjutnya, para peserta membuat video dengan tema khusus, (1) Pendidikan Kesehatan Masyarakat untuk Mencegah Penyebaran COVID-19 di Sekolah, Komunitas, dan keluarga, (2) Memaksimalkan Penggunaan Pembelajaran ICT di dalam (transformasi) Kelas dan Konten ICT untuk Pendidikan. Video terbaik pertama akan mendapat hadiah sebesar Rp 1 juta, terbaik kedua mendapat Rp 750 ribu dan ketiga mendapat hadiah Rp 500 ribu.
Tindak lanjut dari lombat tersebut yakni 10 peserta dengan video terbaik akan diberikan pendampingan khusus untuk mengikuti kompetisi video tingkat Asia Tenggara dalam ajang SEAMEO-Japan ESD Award 2021. “Ini kesempatan bagus dan harus dimanfaatkan oleh teman-teman guru, selain bisa sebagai motivasi dan bisa sebagai jalan mengukir prestasi,” tukasnya.
Sementara itu, Danang Tandyonomanu mengatakan bahwa salah satu inovasi media pembelajaran daring yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan para guru adalah video. Menurutnya, video memiliki beberapa keunggulan. Dapat menghadirkan seluruh fungsi media mulai dari menyampaikan informasi, mendidik, pun hiburan dan memadukan seluruh unsur media baik audio maupun visual.
Selain itu, video pembelajaran juga dapat memudahkan guru dalam mengajar dan memudahkan siswa dalam belajar, memberikan pengalaman lebih nyata kepada siswa, menarik perhatian siswa lebih besar, semua indera siswa diaktifkan, dan lebih menarik perhatian serta minat siswa dalam belajar. “Lewat video bisa menyampaikan informasi, demonstrasi, materi prosedural seperti langkah-langkah dalam tutorial, dan bisa digunakan untuk pembelajaran afeksi,” terangnya.
Untuk kebutuhan pembelajaran daring, tambah Danang, setidaknya guru memiliki kemampuan dalam tiga level. Pertama, kemampuan dalam memanfaatkan video-video yang tersebar di internet untuk kebutuhan pembelajaran. Kedua, kemampuan dalam memodifikasi video yang ada untuk kebutuhan pembelajaran. Ketiga, kemampuan dalam mendesain sendiri video untuk kebutuhan dan tujuan pembelajaran. “Setelah pelatihan ini, setidaknya guru punya bekal dalam mengedit video dengan memanfaatkan aplikasi di handphone untuk meningkatkan kualitas pembelajaran daring,” harapnya.
Salah satu peserta pelatihan, Agusta Pambayun Saputra mengatakan bahwa pelatihan video editing tersebut sangat bemanfaat. Sebab, pembelajaran menggunakan video sangat menyenangkan bagi siswa dan dapat dijadikan sebagai salah satu langkah inovatif dalam memaksimalkan pembelajaran daring selama pandemi. “Cuman itu, pembelajaran lewat video memakan kuota internet dan bisa jadi beban buat siswa,” terang Guru SDN Lontar II Surabaya itu. (Humas Unesa)