04 June 2021


Unesa.ac.id, Surabaya-Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah mahasiswa. Salah satunya bisa lewat Mimbar Ilmiah Daring 4 seperti yang dilakukan Jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin, Fakutas Bahasa dan Seni, UNESA pada Kamis (03/6/2021).
Kegiatan tersebut mengusung tema ‘Strategi Menulis Praktis untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin’. Pemateri yang diundang yakni Hans Yosef Tandra Dasion, B.Ed., M.TCFL., Cicik Arista S.Pd., M.TCSOL., dan Muhammad Farhan Masrur S.Pd., M.TCFL., dan dimoderatori oleh Tiffany Qorie, S.S.
Dalam penyampaiannya, Hans mengatakan bahwa ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menulis karya ilmiah seperti skripsi, di antaranya adalah literature review, methodology, results dan conclusion. Dalam membuat literature review ada cara mudah yang dapat dilakukan, yakni dengan membaca paper atau tesis bisa juga disertasi beberapa kali, kemudian dicermati cara berpikirnya. Dalam tahap itu, Hans menyarankan agar hati-hati dalam memilih topik kajian atau penelitian.
Kemudian dalam merancang methodology perlu memperhatikan pendapat orang lain, serta kecocokan dalam memilih metode. Sementara untuk result ditulis dengan fokus ke hal-hal penting yang diperoleh. Dan terakhir adalah conclusion atau kesimpulan yang terdiri dari tiga bagian sebelumya, sifatnya generalisasi dan mengambil intinya. “yang membedakan menulis skripsi di indonesia dengan di Cina yakni batas maksimal plagiasi, di china lebih ketat plagiasinya,” ungkapnya.
Begitu juga Cicik Arista yang menyampaikan materi tentang menulis artikel anakes, ia memaparkan bahwa ruang lingkup anakes (analisi kesalahan berbahasa) terdapat pada lisan dan tulisan. Lisan menyangkup lawan bicara, situasi dan kondisi, serta tujuan, sedangkan tulisan menyangkup fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan beberapa tip menulis artikel, di antaranya memantapkan niat, buat kerangka tulisan, perbanyak bacaan dari berbagai macam sumber terkait, belajar rewrite jangan copy paste, abaikan dulu tata bahasa, pastikan abstrak singkat tapi padat, cari pembaca, dan lakukan evaluasi serta cek ulang.
Sementara itu, Muhammad Farhan memapaparkan materi tentang karangan dan kalimat pada Bahasa Mandarin. Ia juga berbagi strategi membuat karangan dengan Bahasa Mandarin yakni dengan cara memilih kata yang tepat, memerhatikan structure dalam Bahasa Mandarin, menulis langsung dengan Bahasa Mandarin tanpa menulis dengan Bahasa Indonesia terlebih dahulu. “Karena itu akan memperlambat pengerjaan,” ucapnya. (aida)