25 April 2021


Unesa.ac.id, Surabaya-Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengisi dan memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2021. Salah satunya bisa dengan menggelar webinar seperti yang dilakukan Dharma Wanita Persatuan Universitas Negeri Surabaya (DWP Unesa) melalui DWP Sub-Unit Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Unesa pada Sabtu (24/4/2021).
Webinar tersebut mengusung tema “Kartini di Era Society 5.0: Peluang dan Tantangan” yang dihadiri Anggota DPR RI Komisi IX Arzeti Bilbina, S.E., M.Ap sebagai Keynote Speaker dan Guru Besar Unesa Prof. Dr. Hj. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd. sebagai Narasumber.
Yuni Indriani, S.P., M.M, ketua pelaksana kegiatan menjelaskan, khusus Hari Kartini, DPW Unesa menggelar dua kegiatan sekaligus, yakni bakti sosial di panti asuhan Al-Hasan dan webinar. “Kita ingin mengisi Hari Kartini dengan sesuatu yang produktif dan menyentuh langsung masyarakat akan manfaatnya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DWP Unesa Dra. Hj. Endah Purnomowati Nurhasan, M.Pd., menerangkan bahwa sudah sepatutnya dalam setiap peringatan Hari Kartini, semangat dan perjuangannya bisa terus diwarisi oleh para wanita Indonesia.
“Dari Kartini kita belajar arti hidup, arti perempuan dan perjuangan yang sebenarnya,” ujarnya. “Meski Kartini sudah tiada, tetapi semangat, pikiran, dan perjuangannya akan tetap hidup di setiap jiwa dan raga para perempuan Indonesia,” sambungnya.
Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes yang sekaligus sebagai pembina DWP Unesa mengatakan bahwa perempuan memiliki peran penting di segala lini. Setidaknya terdapat lima peran penting wanita yakni psikologis, ekonomi, sosial, fisik, dan ekologi.
Pria yang biasa disapa Cak Hasan itu berpesan kepada para wanita Indonesia khususnya anggota DWP Unesa agar dapat adaptif menyesuaikan diri di era pandemi covid-19 dan mampu berkreasi, berinovasi dan berkolaborasi dengan wanita-wanita tangguh lain dalam memberikan yang terbaik untuk keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam pemaparannya, Arzeti Bilbina, S.E., M.Ap., menerangkan bahwa ada batasan antara perempuan dengan laki-laki dalam pendidikan dan karir. “Masalah dan tantangan perempuan di era society adalah bagaimana cara bersaing dengan peran laki-laki sekaligus meminimalisir ketimpangan yang masih ada di lingkungan masyarakat seperti akses pendidikan dan kesehatan” ujarnya.
Sementara itu, Luthfiyah Nurlaela menerangkan, era society merupakan momentum yang harus dimanfaatkan para perempuan untuk bekerja di berbagai bidang seperti industri digital. “Literasi digital bagi kaum perempuan perlu diperhatikan khususnya mengenai bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut dalam keseharian,” tandasnya. (Nov/zam)