25 August 2020


Unesa ac id-Surabaya, Sabtu, 22 Agustus 2020, UKM Kependudukan Unesa menggelar webinar bertema 'Kontribusi Pemuda Menjawab Tantangan Pembangunan Kependudukan di Era Normal Baru".
Acara ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd, Kartini Laras Makmur, dan Ali Imron, S.Sos, M.A melalui aplikasi zoom dan streaming di channel Youtube official Unesa.
Ketua UKM Kependudukan Unesa, Tamara Berliana Putri dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai agen perubahan, pemuda merupakan aktor sosial yang menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan. Selain itu, pemuda memunyai peran penting menjawab tantangan kependudukan saat ini.
Narasumber pertama, Sukaryo Teguh Santoso, selaku Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur menjelaskan tentang pembangunan berwawasan kependudukan serta peran pemuda dalam pembangunan tersebut.
Menurut Sukaryo, jika memakai pendekatan migrasi, mobilitas penduduk di Jawa Timur lebih disebabkan dari luar wilayah. Sementara, pola migrasi antarkotanya, untuk tenaga kerja terdapat kecenderungan pada usia 15-34 tahun lebih banyak berkarakteristik bekerja selama 24 jam.
"Jadi bisa dibilang, mobilitas di kalangan penduduk juga sangat berkaitan dengan segmen umur," paparnya.
Materi kedua disampaikan Kartini Laras Makmur, yang merupakan Ketua Koalisi Muda Kependudukan Pusat. Menurut Kartini, pandemi Covid-19 muncul di tengah situasi dimana Indonesia mencapai puncak 'Bonus Demografis'. Sehingga, dampaknya cukup berat. Salah satunya adalah angka putus sekolah yang meningkat.
"Di seluruh dunia pun, apalagi negara berpendapatan rendah, terdapat milyaran anak yang putus sekolah akibat Pandemi ini," jelasnya.
Terkait dengan fasilitas yang dialami banyak pelajar dan mahasiswa, tambah Kartini, segala sesuatu yang berkaitan dengan sekolah dan kampus harus dilaksanakan secara daring. Pertama, tentang sinyal internet yang tidak bersahabat, bahkan ada yang tidak mampu mengakses karena tidak punya uang untuk membeli kuota dan tidak memiliki smartphone.
"Banyak pula kejadian, ketika gejolak tinggi para pelajar dan mahasiswa ini tengah menggelora karena bosan di rumah, akhirnya malah berujung ke hal-hal yang negatif," bebernya.
Materi ketiga disampaikan oleh Ali Imron, selaku Ketua Komisi Pendidikan Kependudukan Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Jawa Timur. Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum dan Pembina UKM Kependudukan Unes itu membahas tentang isu-isu kependudukan dengan tema 'Pemuda dalam Pusaran Pembangunan Kependudukan: Posisi dan Peran Strategis.
Ali menyampaikan bahwa dilihat dari struktur piramida penduduk, sampai saat ini kita telah menikmati sebuah "Window of Opportunity". Dengan catatan, jumlah usia produktif (antara 15-64 tahun) itu berkumpul di suatu zona dengan jumlah yang cukup besar. Sehingga, ketika hal itu dimanfaatkan dengan baik melalui strategi yang progresif, maka usia produktif ini akan menjadi sebuah bonus.

Ali menjelaskan, semua konsep-konsep pembangunan dalam kependudukan saling terkait satu sama lain. Hubungan tersebut bersifat resiprokal dan integral.
"Pembangunan harus meletakkan penduduk sebagai fokus baik sebagai subyek maupun obyek. Hal itu dalam rangka memperluas pilihan untuk mencapai tujuan pembangunan, standar hidup layak, kesehatan prima, serta memiliki pendidikan dan keterampilan yang berkelanjutan," tandasnya. (Pai/sir)