09 June 2020


Unesa.ac.id – Surabaya, Pemberlakuan new normal atau tatanan hidup baru masih menimbulkan perdebatan lantaran jumlah orang yang terpapar covid-19 masih tinggi saat ini. Menyikapi hal tersebut, terutama pemberlakuan konsep new normal di bidang pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa menyelenggaralan webinar series dengan tema “New Normal Pendidikan: Harapan dan Tantangan?” Acara dilaksanakan melalui aplikasi zoom dan streaming melalui channel Youtube Official Unesa pada Senin (8/6).
Webinar tersebut menghadirkan keynote speaker Dr. Emil Elistianto Dardak, M.Sc, Wakil Gubernur Jawa Timur serta tiga orang narasumber yakni Dr. Windhu Purnomo, dr. M.S, ahli kesehatan masyarakat FKM Unair/konsultan PSBB Surabaya, Dr. Susanto, M.A, Ketua KPAI Pusat, dan Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd, pakar pendidikan Unesa.
Emil Dardak memaparkan bahwa new normal atau masa transisi dapat dilakukan dengan catatan tetap menerapkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan tersebut, terang Emil harus dipahami, disadari, dan dipatuhi untuk menimalisir penyebaran Covid-19 dalam masa transisi.
Windhu Purnomo, ahli kesehatan FKM Unair yang juga konsultan PSBB Surabaya menilai saat ini situasi penularan masih cukup tinggi. Situasi epidemiologis belum aman dan belum sesuai kriteria WHO dan BAPPENAS untuk melakukan pelonggaran. Apabila dipaksakan dilakukan pelonggaran, dikhawatirkan akan terjadi gelombang penularan baru.
“Proporsi kasus anak, remaja, dan dewasa muda cukup besar (22%), padahal mereka adalah pada usia sekolah sampai pendidikan tinggi S1, maka tentu disaat situasi epidemiologis belum aman, maka sangat beresiko tingi bila new normal life diterapkan saat ini,” jelasnya.
Ketua KPAI Pusat, Susanto menambahkan, tantangan masa pandemi Covid-19 terhadap perlindungan anak yakni mulai dari pemahaman dan penerimaan, kesiapan penyesuaian protokol baru, pola layanan, SDM, sarpras, serta infrastruktur pendukung.
Untuk menjawab tantangan tersebut, terang Susanto, terdapat upaya strategis yang dapat dilakukan yakni tahun ajaran baru dapat dimulai tetapi pembelajaran tatap muka ditunda, penyederhanaan kurikulum, inovasi pembelajara jarak jauh (PJJ) yang kreatif, penyesuaian untuk even prestasi anak berbasis daring, subsidi kuota inernet, dan alokasi dana desa untuk optimalisasi layanan yang terkendala akses layanan pendidikan.
Muchlas Samani, pakar pendidikan Unesa menambahkan, di masa pandemi covid-19 masih banyak yang perlu dipersiapkan. Selain kemasan pembelajaran online yang harus dibuat menarik dan mudah dipahami, para guru dan dosen perlu menyiapkan diri lebih profesional dengan pembalajaran online, serta mampu memanajemen sekolah/universitas secara tepat. (madina/sir)