21 May 2020


Unesa.ac.id-Surabaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali mengadakan Webinar Nasional dengan tema “Problematika dan Strategi Penguatan Kerja Sama Perguruan TInggi pada Masa Pandemi Covid-19”. Webinar nasional ini diselenggarakan oleh Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Unesa, Rabu (20/05) melalui aplikasi zoom, whatsapp grup (WAG) dan streaming youtube.
Episode webinar nasional kali ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Dr. Liestyodono Bawono Irianto, M.Si., Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Terbuka, Dr. Sujarwanto, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Unesa, serta Dr. rer. nat. Senam, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam webinar nasional kali ini juga menghadirkan Khofidotur Rofiah, S.Pd., M.Pd., selaku pembawa acara dan Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., selaku moderator.
Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., juga turut hadir dan memberikan sambutan pada webinar nasional kali ini. Dalam sambutannya, Nurhasan mengatakan jika perguruan tinggi di seluruh negeri ini bahkan dunia sedang beradaptasi dengan perubahan yang merupakan dampak dari Covid-19. Hal ini membuat aktivitas perguruan tinggi terhambat sementara waktu. Nurhasan juga mengatakan bahwa semua harus siap untuk beradaptasi dengan terminologi baru yaitu New Normal. Kegiatan ini merupakan kontibusi Unesa yang bekerja sama dengan Universitas Terbuka dan Universitas Negeri Yogyakarta terutama dibidang perencanaan kerja sama untuk mengembangkan kerja sama yang nantinya dapat mendukung program merdeka belajar dan kampus merdeka.
Webinar nasional bidang perencanaan dan kerja sama ini tak pelak menyedot banyak animo masyarakat. Dr. Budi Puwoko, S.Pd, M.Pd., selaku ketua pelaksana webinar nasional ini mengatakan bahwa peserta pada webinar nasional ini berjumlah lebih kurang 600 peserta. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya peserta yang turut bergabung. Ada sekitar 381 peserta dari Jawa Timur, 34 peserta dari Jawa Tengah, serta 23 peserta dari Jawa Barat. Tidak hanya berasal dari Pulau Jawa, peserta yang tergabung juga berasal dari sabang sampai merauke, diantaranya yakni Aceh, Bali, Banten, Bengkulu, Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara, Maluku, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan, Jambi, Papua, Riau, dan masih banyak lagi. Selain itu, webinar nasional ini juga diikuti peserta dari Guangdong Province, China. Budi juga mengatkan bahwa webinar nasional ini akan dilaksanakan hingga 6 series. Dari keenam series ini akan mengundang pemateri dari LPTK, non LPTK, serta dunia industri.
Liestyodono selaku pemateri pertama menyampaikan materi mengenai problematika dan strategi penguatan kerja sama peguruan tinggi pada masa pandemik covid-19 dan masa normal baru. Liestyodono menjelaskan awalnya revolusi 4.0 ini mengalami sedikit hambatan, akan tetapi saat ini karena adanya covid-19 lah yang menjadi pemicu percepatan era ini berlangsung. Artinya, pandemik yang terjadi sekarang, secara tidak langsung mengharuskan masyarakat untuk ikut terlibat dalam percepatan perubahan keidupan sesuai dengan revolusi industri 4.0, dimana semua berbasis online. Dalam konteks pendidikan, disadari atau tidak “new normal” telah mulai terjadi secara global sejak pandemik covid-19, yakni yang biasanya dilaksanakan tatap muka kini digantikan dengan pembelajaran melalui media elektronik.
Sementara itu, Sujarwanto, selaku pemateri ke dua menjelaskan materi mengenai problematika dan inovasi penguatan kerja sama di perguran tinggi selama masa pandemik covid-19. Problematika atau masalah yang dimaksudkan dalam hal ini, yakni sumber daya manusia, bidang akademik, riset, kemahasiswaan, dan kerja sama. Dari beberapa masalah tersebut, Sujarwanto juga memberikan kiat-kiat meningkatkan kerja sama di masa pandemik ini, yakni pada sumber daya manusia perlu adanya pendampingan pada dosen berpotensi ujian akhir, adanya cara penulisan artikel, serta pendampingan oleh tim khusus usulan guru besar. Dalam bidang akademik harus dibentuk coaching clinic via online, memfasilitasi karya dosen untuk mengusulan hak paten, pendampingan penguatan jurnal oleh tim task force serta penyiapan dokumen-dokumen untuk visitasi dan borang akreditasi internasional AUN. Pada Riset dan PKM , produk diarahkan untuk penanganan covid-19. Produk-produk dalam penanganan covid-19 juga makin marak di produksi seperti pembuatan robot yang mendukung tenaga medis untuk menangani covid 19, drone sebagai penyemprotas desinfektan dan software untuk pemetaan wilayah masyarakat yang terkena PHK akibat wabah covid 19. Untuk menangani masalah pada bidang kemahsiswaan yaitu adanya sosialisasi beasiswa dan program magang internasional, pendampingan aktivitas internasioanl sivitas akademika Unesa, inisiasi kerja sama dengan partner universitas luar negeri, summer camp yang melibatkan mahasiswa luar negeri dan penyediaan beasiswa untuk mahasiswa asing. Untuk MoU, bisa dilakukan melalui pertemuan via daring serta menawarkan keja sama melalui surat, baik secara tertulis maupun secara online.
“Bahwa ditengah-tengah masa pandemik covid-19, Ayo, kita bangkit! Maju terus untuk kejayaan bangsa Indonesia,” ujar Sujarwanto.
Senam, sebagai pemateri ketiga menjelaskan mengenai kerja sama era covid siapa takut!. Ia mengakatakan bahwa dampak ini tidak hanya dirasakan oleh Unesa atau bahkan Indonesia, melainkan seluruh dunia, kan tetapi masalah utamanya ialah dengan rasa takut. Hambatan yang timbul dari masalah pandemik ini memang sangat banyak, akan tetapi pasti ada solusi, dengan menghilangkan rasa takut tersebut. Dengan demikian, banyak solusi yang dapat ditemukan. Senam juga mengatakan bahwa walaupun badai covid belum mereda, namun kegiatan tetap jalan dengan proses modifikasi. Kegiatan dimodifikasi melalui online untuk menghindari kerumunan massa dan hal tersebut perlu menyusun beberapa rencana disesuaikan dengan situasi dan kondisi. (IC/ay)