15 May 2020


Unesa.ac.id-Surabaya, Dampak pandemik covid-19 mengharuskan semua lembaga untuk menunda kegiatan yang banyak mendatangkan masa atau tetap melakukan kegiatan dengan syarat melalui daring atau online, tidak terkecuali Unesa. Dalam hal ini, sudah sejak diterapkannya learn from home (LFH) dan work from home (WFH), kegiatan di Unesa dilakukan secara daring.
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) yang merupakan bagian dari Unesa pun menyikapi hal tersebut dengan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kuliah daring. Salah satu yang dilakukan yakni menjamin mutu pada proses perkuliahan daring yang dilakukan selama masa pandemik covid-19 melalui seminar online, (14/05).
Dr. Prima Retno Wikandari, M.Si., mengatakan bahwa penjaminan mutu di Unesa akan terus dikembangkan, sifatnya harus melayani dan menyesuaikan keadaan bukan hanya menuntut. “Ketika perkuliahan daring ini kita perlu banyak melakukan evaluasi guna memastikan mutu tetap terjamin. Dalam Situasi covid yang belum menentu ini, Unesa harus mempunyai skenario baru mengenai kuliah daring, sehingga mahasiswa tidak merasa terbebani, dan dosen yang mengajarkan pun juga dapat memaksimalkan proses pembelajaran,” ujar Prima.
Sementara itu, Prof. Dr. H. Aris Junaidi, Ph.D., selaku Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) menambahkan jika upaya yang dilakukan oleh Dikti guna menjawab permasalahan LFH, yakni Dikti sedang mengembangkan dan menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau yang dikenal dengan program SPADA Indonesia (Sistem Pembelajaran Daring Indonesia).
Banyak strategi yang sudah dilaksanakan oleh Dirjen Dikti guna mneyikapi pembelajaran daring. Salah satunya adalah sesuai surat edaran Dirjen Dikti, Dikti sudah memberikan panduan mengenai pembelajaran daring dan untuk penerapan akan bergantung pada bagaimana kebijakan masing-masing Perguruan Tinggi. “Tidak boleh menurunkan capaian pembelajaran pada saat pembelajaran daring, sehingga tidak ada perbedaan antara pembelajaran daring maupun luring,” tutur Aris Juanidi.
Guna mengatasi permasalahan untuk mata kuliah rumpun ‘eksakta’ yang harus melaksanakan praktikum, Aris Juanidi menyarankan untuk menggunakan sistem Hybrid Learning bagi seluruh dosen pengampu mata kuliah tersebut.
Dr. Wahono Widodo, M.Si., salah satu dosen Unesa prodi Pendidikan Sains, dalam sesi selanjutnya membagikan pengalamannya dalam menggunakan pembelajaran daring. Selama menjalani perkuliahan daring, Wahono mengaku cenderung menggunakan sistem “Flip learning”, yang artinya mahasiswa diberikan materinya terlebih dahulu sehingga mahasiswa dapat belajar secara mandiri lalu pada pertemuan selanjutnya baru mendiskusikannya, sehingga tugas yang diberikan pun juga berupa proyek mandiri yang akan di kumpulkan melalui platfrom online seperti google clasroom. Wahono juga menambahkan agar dosen memadukan antara semua platform yang menyediakan layanan pembelajaran daring, guna menyiasati mahasiswa yang bosan.
Dr. Wiwik Sri Utami, M.Pd., sebagai tim penjaminan mutu Unesa dalam sesi terakhir memaparkan bagaimana proses penjaminan mutu yang sudah dilaksanakan Unesa, dan apa saja yang dapat dilakukan Perguruan Tinggi lain untuk tetap menjamin mutu pada saat ini. Fokus yang dilakukan Unesa adalah bagaimana menjaminkan mutu perkuliahan daring pada saat pandemi covid-19 dengan harapan dapat meningkatkan akses mahasiswa dalam perkuliahan daring sesuai dengan tujuan yang ditentukan.
Selain itu Unesa juga lebih menggunakan istilah “Monev” daripada menggunakan istilah “Audit Mutu Internal”, agar Unesa juga lebih memfokuskan pada hasil evaluasi yang lebih efektif guna menentukan mana pembelajaran luring atau daring, sehingga data ini akan terus dikembangkan untuk menyempurnakan proses pembelajaran daring semester selanjutnya. “Kami menyusun instrumen tersendiri, karena sekarang lebih terfokus pada kegiatan yang sedang berlangsung” tambahnya. (Nov/ay)