23 April 2020


Unesa.ac.id-Surabaya, Hari bumi diperingati setiap tanggal 22 April. Hari Bumi diperingati sebagai bentuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia. Kita tahu saat ini banyak terjadi kerusakan hutan dan lingkungan yang disengaja oleh manusia hanya demi kepentingan sesaat. Contohnya seperti pembukaan lahan untuk perkebunan, penebangan pohon untuk lahan perumahan, dan industri.
BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alama (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan peringatan Hari Bumi dengan menggelar forum “Diskusi Ilmiah Hari Bumi 2020” sebagai bentuk sosialisasi bagaimana menerapkan makna dari Hari Bumi yang sesungguhnya, yaitu dengan turut serta hadir memelihara, menjaga, dan melindungi bumi dari kerusakan akibat manusia ataupun alam.
Diskusi Ilmiah Hari Bumi mengangkat tema “Perspektif Pandemi Covid-19 Ditinjau dari Segi Lingkungan”. Tema ini diambil merujuk pada adanya pandemi covid-19 yang telah menyerang hampir seluruh penduduk di dunia yang mana penyebarannya sangat cepat. Selain itu, pandemi covid-19 juga berpengaruh pada keadaan alam yang mengalami perubahan secara signifikan.
Diskusi ini menghadirkan dua narasumber, yaitu pakar Imunologi Unesa, Erlix Rakhmad Purnama, S.Si., M.Si., dan Adi Candra, S.Si., M.Si., dari DKRTH Surabaya dan pegiat pelestarian lingkungan. Acara berlangsung dalam forum WhatsApp Group (WAG) yang dimulai pada pukul 15.15 WIB.
Acara dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari perwakilan panitia, Aryogi Cahyo Nugroho selaku Ketua BEM FMIPA Unesa, dan sambutan dari Dr. Sifak Indana, M.Pd., selaku Wakil Dekan III FMIPA Unesa, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber.
Menurut Erlix, pakar Imunologi UNESA, covid-19 adalah virus yang berbahaya dimana virus ini dapat menyerang sistem pernapasan dalam tubuh kita. Penularan Covid-19 hingga saat ini semakin hari semakin meningkat, maka dari itu kita perlu menjaga asupan gizi dalam tubuh kita.
“Utamanya kita harus menantaati pemerintah terkait pandemi yang sedang kita hadapi, dan mohon berkata jujur kepada para tenaga medis, karena mereka juga merupakan manusia yang rawan tertular. Oleh karena itu, kita harus terbuka dan nantinya dalam perawatan semakin enak dan resiko penularan terhadap orang lain juga dapat dicegah,” jelas Erlix.
Sementara itu, Adi mengungkapkan jika dampak negatif covid-19 yang ditimbulkan yaitu ribuan orang meninggal dunia, semua orang diperintahkan untuk melakukan social distancing, dan banyak perusahaan yang tutup karena berlakunya sistem lockdown. Disamping itu, Adi juga menjelaskan dampak positif yang terjadi akibat covid-19. Salah satunya yakni polusi yang berkurang.
“Namun dibalik musibah yang terjadi ada hikmah yang dapat diambil, yaitu polusi udara menurun, lingkungan bersih, epidemi memperlihatkan bahwa masyarakat bisa melakukan banyak hal jika mereka saling menjaga dan membantu satu sama lain. Pelajaran yang sangat berharga untuk menghadapi perubahan iklim,” jelas Adi. (Madina)