02 December 2019


Unesa.ac.id, Surabaya – Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) berkolaborasi dengan Confucius Institute (Pusat Bahasa Mandarin) Unesa menggelar acara Seminar Nasional Mandarin (SENARIN) yang ke-8, Sabtu (30/11). Acara yang mengambil tema Pembelajaran Bahasa Mandarin di Indonesia ini dihadiri oleh 250 peserta yang terdiri dari guru, dosen, praktisi, dan mahasiswa. Dalam acara ini, peserta diberikan kesempatan untuk mengirimkan artikel yang nantinya dapat dipresentasikan.
Bertempat di Gedung T13 FBS, Kampus Lidah Wetan, SENARIN ini menghadirkan empat narasumber, yakni Prof. Cheng Bangxiong dari Huazhong University of Science and Technology, Hubei, Prof. Liao Guangrong dari Hunan Normal University, Dr. Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang, dan Novi Basuki, M.Ed., selaku kandidat Doktor Sun Yat Sen University.
Dalam hal ini, Confucius Institute (CI) memiliki peran besar, khususnya di Jurusan Bahasa Mandarin. SENARIN ke-8 tahun ini sangat spesial karena CI sudah berhasil mendatangkan dua Profesor China yang didapuk sebagai key note speaker. Selain itu, CI juga membantu mahasiswa jurusan Bahasa Mandarin mendapatkan beasiswa ke China. CI juga telah menerbitkan buku anthologi berupa kumpulan makalah yang diperoleh dari SENARIN ke-7.
Dr. Xiao Renfei, selaku Direktur CI pihak China berkomentar bahwa kolaborasi antara Jurusan Bahasa Mandarin dan CI dalam menyelenggarakan acara tahunan SENARIN ini penting karena menciptakan wadah kepada pemangku kepentingan (stake holders) agar dapat bertemu dan saling bertukar pikiran secara ilmiah berkait bahasa dan budaya China dan Indonesia.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik FBS, Dr. Mintowati, M.Pd., mengatakan bahwa sejumlah universitas di Indonesia baik negeri maupun swasta sekarang sudah mulai membuka pintu bagi para siswanya untuk belajar Bahasa Mandarin baik S1 dan D4. Sehingga pada tahun 2015 prodi-prodi Bahasa Mandarin yang ada di Indonesia mencetuskan satu wadah berupa Asosiasi Prodi Mandarin di Indonesia dan Unesa adalah salah satunya.
“Jurusan Bahasa mandarin mempunyai peluang kerja yang besar dan beasiswa dari Tionghoa juga sangat terbuka bagi mahasiswa Indonesia,” Ungkap Mintowati.
Acara dilanjutkan sesi penyampaian materi oleh para narasumber yang diawali oleh Cheng Bangxiong. Ia menyampaikan bahwa saat ini pembelajaran Bahasa mandarin di Indonesia sudah mulai dikenal dan diminati banyak siswa.
“Pembelajaran Bahasa mandarin di Indonesia terbagi menjadi 3 dekade. Dekade pertama pada 2000-2009 yaitu periode kebangkitan Bahasa Mandarin. Dekade kedua pada 2010 – 2019 yaitu periode perkembangan Bahasa Mandarin karena minat masyarakat Indonesia untuk belajar Bahasa mandarin mulai meningkat. Dekade ketiga yaitu periode dimana pembelajaran Bahasa Mandarin di Indonesia sudah merata di setiap daerah,” Ungkapnya
Dalam kesempatan tersebut Ketua Jurusan Bahasa Mandarin, Anas Ahmadi, S.Pd., M.Pd., mengatakan bahwa tujuan dari acara ini sepenuhnya memberi kesempatan kepada guru, dosen, praktisi, dan calon pengajar bahasa Mandarin untuk berbagi pengalaman dan wawasan seputar pembelajaran bahasa Mandarin. Lebih kurang ada 28 universitas di Indonesia yang mempunyai jurusan Bahasa mandarin, dan Unesa adalah salah satunya.
“Era globalisasi membuat masyarakat semakin penting untuk menguasai bahasa asing, salah satunya Bahasa Mandarin. Penguasaan bahasa asing dapat dijadikan sebagai suatu peningkatan kompetensi diri. Tidak hanya memasuki dunia kerja, tetapi juga peningkatan kualitas akademik. Bahasa Mandarin kini telah mendunia. Lebih dari ratusan juta orang di dunia ini telah mempelajarinya. Jadi Bahasa Mandarin dapat menjadi alternatif untuk menghadapi dunia global,” ujar Anas.
Anas berharap dengan diadakannya acara ini,k mahasiswa bisa mendapatkan dan menggali ilmu dari praktisi, baik luar maupun dalam negeri. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu di dalam kelas, melainkan juga mendapatkan ilmu dari seminar seperti saat ini. SENARIN yang Ke-8 ditutup dengan penyerahan cindera mata oleh Kajur Bahasa Mandarin kepada narasumber dan moderator. (Wul/Mel/why)