25 November 2019


Unesa.ac.id—Sabtu (23/10) Festival Keroncong Pelajar 2019 memasuki tahun kedua. Tahun ini, Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni selaku penyelenggara mengangkat tema “Keroncong di Tengah Arus Budaya Global”. Bertempat di Gedung T13 FBS, 14 Grup pelajar dari seluruh sekolah Di Jawa Timur unjuk kebolehannya. Dalam kriteria jenjang kelas keikutsertaan pelajar tidak dibatasi, hal tersebut dapat dilihat dari perserta yang mendaftar dari jenjang SD hingga SMA.
Keroncong adalah musik warisan bangsa yang patut untuk dilestarikan. Awal perkembangannya musik keroncong mengalami fase pasang surut. Hingga pada saatnya di era modern ini masyarakat lebih memilih mendengarkan musik pop dibandingkan musik keroncong. Berawal dari permasalahan tersebut Jurusan Sendratasik ingin menghidupkan kembali musik keroncong dengan dibawakan langsung oleh para pelajar atau yang sering disebut generasi milenial.
Hal ini diamini oleh Agus Wahyono selaku perwakilan dari Jurusan Sendratasik. Menurutnya musik keroncong perlu dihidupkan kembali karena sebagai upaya pelestarian budaya bangsa. Oleh karena itu melalui kegiatan ini dapan menjaring bibit muda untuk unggul dalam keeksistensian pemain keroncong.
“Saya berharap bahwa keroncong akan tetap hidup dan popular walaupun era semakin modern, semoga dengan kegiatan ini dapat mewadahi potensi bakat-bakat muda dalam bermusik keroncong,” tambah Agus.
Dalam festival ini dihadiri oleh tiga juri yang sudah berpengalaman dalam musik keroncong. Juri pertama ialah Musafir Isfanhari seorang komposer lagu dan dosen di jurusan Sendratasik Unesa, yang kedua Imoeng Mulyadi Cahyoraharjo salah satu seniman keroncong Indonesia yang populer dengan karyanya Keroncong Kidung Cinderamata. Terkahir, Senyum Sadhana dosen Jurusan Sendratasik Unesa.
Grup yang mengikuti perlombaan keroncong diberi kesempatan tampil sebanyak dua kali. Dimana tiap grup diberikan satu lagu wajib dan satu lagu pilihan. Lagu wajib terdiri atas 10 lagu, yaitu keroncong Tanah Air, keroncong Romansa, keroncong Moresko, keroncong Dewi Murni, keroncong Bhaktimu Kartini, keroncong Cindera Mata, keroncong Bahana Pancasila, keroncong Segenggang Harapan, keroncong Tanam Padi dan keroncong Sepercik Nyala Api. Selanjutnya 10 lagu pilihan terdiri atas 10 lagu pula yaitu stambul janjiku, stambul Tinggal Kenangan, Stambul Dewa Dewi, stambul Terkenang, stambul Baju Biru, langgamna Putri Solo, langgamna Rangkaian Melati, langgamna Telaga Sarangan, langgamna Dibawah Sinar Bulan Purnama dan langgamna Terkenang-kenang.
Charles selaku ketua pelaksana berharap bahwa festival keroncong pelajar ini kedepannya jangkauannya lebih luas, bahkan hingga nasional. Ia juga menambahkan dengan adanya festival ini dapat menjaring pemain-pemain keroncong dari generasi muda. Selain itu ia ingin peserta yang mengikuti festival ini nantinya jika ingin melanjutkan studi dapat bergabung dengan Jurusan Sendratasik Unesa. (ic/vivi/why)