29 September 2019


Unesa.ac.id, Surabaya - Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universtitas Negeri Surabaya (FISH Unesa) menggelar Yudisium di Gedung I-8 Dekanat FISH lantai 3 Unesa Ketintang pada 27 September 2019. Ada 290 mahasiswa dari berbagai program studi di bawah naungan FISH yang ikut Yudisium kemarin. FISH memiliki delapan program studi. Adapun rincian jumlah mahasiswa yang yudisium bulan ini adalah 51 orang dari prodi S1 PPKn, 32 dari prodi S1 Pendidikan Geografi, 31 orang dari prodi S1 Pendidikan Sejarah, 33 prodi S1 Ilmu Administrasi Negara, 35 orang dari prodi S1 Ilmu Hukum, dan 21 orang dari prodi S1 Sosiologi. Selain itu ada 22 orang dari prodi S1 Ilmu Komunikasi dan 65 orang dari prodi D3 Administrasi Negara.
Dekan FISH Dr. Totok Suyanto, M.Pd mengatakan bahwa yudisium atau wisuda nanti bukanlah akhir dari perjalanan akademik seseorang dan bukan pula akhir dari proses belajar. Justru merupakan pintu terjadinya proses belajar yang sebenarnya dalam lingkungan masyarakat. Belajar menerapkan ilmu yang diterima selama beberapa tahun di kampus, belajar beradaptasi, dan lebih tinggi lagi adalah belajar menjadi pendorong kemajuan masyarakat serta belajar menjadi teladan bagi masyarakat.
Totok menegaskan bahwa meski saat di kampus dan di masyarakat sama-sama ruang untuk belajar dan mengaktualisasi diri, namun keduanya memiliki sisi yang jauh berbeda. Jika belajar di kampus dikoreksi oleh dosen dan teman-teman sekitar. Maka proses belajar di masyarakat langsung dinilai oleh masyarakat dan oleh banyak pihak. Terjun ke masyarakat harus punya visi dan misi, bukan hanya sebatas selesai lalu bingung. "Tentukan tujuan setelah lulus atau bahkan sekarang mau berbuat apa, langsung action," tegas Totok memotivasi.
Sekarang bukan eranya kompetisi. Jika kita menganggap semua orang musuh, maka kita bagaikan membangun tembok yang justru menyekat diri sendiri. Tidak akan kelihatan apa-apa. Saatnya kita berkolaborasi untuk membangun jaringan dan peluang lebih luas untuk menata masa depan yang lebih baik ke depannya. “Satu musuh terlalu banyak, seribu teman terlalu sedikit,” ungkap Totok. Dekan FISH yang juga Dosen pengajar di prodi S1 PPKn tersebut mengatakan bahwa lulusan yang nilainya bagus, bisa jadi Dosen atau Menteri. Yang nilainya sedang-sedang saja, biasanya justru jadi pengusaha, karena mereka pada dasarnya kreatif dan inovatif.
Totok berpesan kepada peserta Yudisium agar menjaga nama baik almamater kebanggaan di tengah masyarakat. Jadilah pelopor jangan jadi pengekor. Jadilah pendorong tumbuh dan berkembangnya moral masyarakat di mana pun berada. Bagi lulusan FISH yang hendak melanjutkan studi diharapkan untuk mempersiapkan diri secepat mungkin. Kepada luusan yang ingin langsung bekerja dan membangun usaha, diharapkan menjadi profesional dalam bidang masing-masing. (vin/why)