11 June 2019


Unesa.ac.id-Surabaya, Sebanyak 10 universitas yang tergabung dalam Konsorsium Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kewirausahaan melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama USAID Mitra Kunci Initiative dengan disaksikan oleh Direktur Pembelajaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Dr. Paristiyanti Nurwardani, (10/06). Sepuluh universitas tersebut meliputi Universitas Padjajaran, Universitas Suryakencana, Universitas Siliwangi, Universitas Kuningan, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Jember, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, dan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penandatanganan ini, Unesa diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Dr. Sujarwanto, M.Pd.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta ini menjadi payung bagi kerja sama antara para pihak dalam mengembangkan dan melaksanakan kegiatan KKN tematik kewirausahaan. KKN tematik kewirausahaan sendiri merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan mahasiswa sebagai peserta dan dosen sebagai pembiming dengan fokus pada tema kewirausahaan. Selain menjadi upaya perguruan tinggi dalam memberi kecakapan kewirausahaan, kegiatan tersebut juga merupakan bentuk pengejawantahan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam mengembangkan ketenagakerjaan masyarakat Indonesia, khususnya di bidang wirausaha.
Dalam hal ini, USAID Mitra Kunci Initiative memberikan dukungan dalam bentuk pengembangan kurikulum pelatihan, modul panduan, mekanisme pemantauan, dan evaluasi dalam penyelenggaraan KKN Kewirausahaan. USAID Mitra Kunci Initiative juga membantu penyelenggaraan Training of Trainers (ToT) bagi para dosen pembimbing KKN Kewirausahaan yang mencakup 205 dosen (63 dosen untuk ToT nasional dan 142 dosen ToT tingkat perguruan tinggi) dari 57 universitas di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
KKN tematik kewirausahaan sendiri memiliki dampak positif pada isu ketenagakerjaan secara khusus dan sektor ekonomi secara umum, setidaknya pada tiga aspek. Pertama, mahasiswa peserta KKN tematik kewirausahaan akan memiliki kecakapan untuk merancang wirausaha dan pengalaman melaksanakan implementasinya, sehingga mereka lebih siap saat terjun kedalam dunia usaha maupun industri (DUDI), baik sebagai pekerja maupun pengusaha. Kedua, aspek masyarakat penerima manfaat KKN tematik kewirausahaan, dimana mereka menjadi lebih mampu dalam mengembangkan usaha ekonominya secara lebih sistematik, menghasilkan pendapatan yang lebih besar serta merekrut tambahan pekerja akibat proses manajemen kewirausahaan yang lebih baik. Ketiga, aspek terkait pembangunan daerah. Dalam hal ini, pelaksanaan KKN tematik kewirausahaan yang secara terus menerus akan berdampak positif pada akselerasi pembangunan ekonomi di kabupaten/kota serta berkontribusi secara signifikan dalam upaya pemanfaatan dana pembangunan di desa terkait penciptaan usaha ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. (Humas Unesa)
sumber: Ristekdikti