15 July 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA - Secara turun temurun, biji majakane dan gambir dipercaya bahkan kerap digunakan masyarakat sebagai obat herbal untuk penyakit kewanitaan. Dua guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Prof. Dr. Titik Taufikurohmah, M.Si., dan Prof Dr Suyatno, M.Si berhasil membuktikan khasiat herbal tersebut secara ilmiah.
“Selama ini, masyarakat kita sering menggunakan bahan herbal ini untuk mengobati keputihan, gatal-gatal organ kewanitaan dan sebagainya. Namun kan belum ada penelitian ilmiah. Karena itu, kami riset dan melakukan sejumlah pengujian,” ujarnya dalam konferensi pers di Lantai 2 Gedung Kimia, UNESA Kampus Ketintang, pada Kamis, 14 Juli 2022.
Dari hasil uji preklinik dan uji klinik yang dilakukan, ramuan biji majakane dan gambir plus komposisi bahan dari kunyit, sirih, daun pacar dan tawas mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki fungsi bertahan dari serangan penyakit, terutama radikal bebas.
Kandungan senyawa tersebut mampu mencegah sekaligus menyembuhkan keputihan, cairan berlebih, gatal-gatal sampai kanker serviks dan ovarium. Klaim ini berdasarkan hasil uji coba terhadap 90 relawan dan 400 lebih pengguna herbal tersebut.
Selain itu, mereka juga menemukan data baru tentang khasiat lain dari herbal majakane. Ternyata juga berpengaruh menyembuhkan penyakit seperti wasir, prostat dan covid. Tentu saja khasiat baru tersebut membutuhkan pengujian lebih lanjut.
“Ujinya nanti virus Corona dulu kalau diinvitro pake alat. Karena covid masih ditangani pemerintah sehingga harus kerja sama dengan rumah sakit. Atau saya uji cobakan pada orang flu aja dulu, kan juga virus corona itu. Data ini nanti saya sampaikan ke komisi etik. Misalnya mau didampingi untuk penelitian, tentu kami siap,” bebernya.
Guru besar yang juga sebagai Kepala Pusat Inkubasi Bisnis, LPPM UNESA itu melanjutkan, sudah saatnya bahan herbal diberikan perhatian secara ilmiah sebagai obat alternatif penyembuh berbagai macam penyakit.
“Masyarakat kita kaya akan warisan herbal. Teman-teman harus tahu, obat herbal itu minim efek samping, tetapi khasiatnya juga tidak langsung seperti obat kimia. Butuh proses atau tahapanya sendiri,” ungkapnya.
Siti Rahmah merasakan langsung khasiat ramuan Majakanza. Perempuan 52 tahun itu mengeluhkan penyakit keputihan. Sudah berobat ke mana-mana, tetapi belum mendapatkan hasil dan sempat putus asa. Akhirnya dia mendapatkan obat tersebut dan setelah konsumsi beberapa kali, keluhannya hilang. “Sampai sekarang keluhan yang saya alami alhamdulilah sembuh,” ujar warga Gunung Anyar Tengah, Surabaya itu.
Hal yang sama diungkapkan Nur. Perempuan 48 tahun itu mengalami gangguan menstruasi. Setelah mengkonsumsi herbal tersebut, katanya, keluhannya hilang dan menstruasi kembali normal. “Alhamdulillah lancar lagi setelah minum beberapa kali herbal ini. Saya kan minum ini saat keluhan saja datang. Kayaknya akan lebih bagus ya kalau saya minum secara berkala untuk pencegahan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, penelitian Prof. Dr. Titik Taufikurohmah, M.Si., dan Prof Dr Suyatno, M.Si didanai UNESA dan PT. Kanza Ekselensia Utama selama dua tahun ini. “Semoga semakin banyak khasiat obat-obat herbal yang bisa ditemukan dan diuji secara ilmiah ke depan. Dengan begitu, semakin banyak pula obat alternatif yang bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit lama atau yang baru muncul seperti covid,” harap Prof Suyatno. [HUMAS UNESA]
Foto : Dokumentasi Humas Unesa (Konferensi pers)