17 December 2018


Unesa.ac.id – Surabaya, BI Institute bekerjasama dengan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) Unesa menyelenggarakan acara Seminar Internasional Publik dengan tema “Can The Halal Industry Become A New Source Of Economic Growth?: Challenges And Opportunities” di Auditorium Lt.3 G6 FE, (14/12). Seminar ini termasuk salah satu rangkaian kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 5th Indonesia Shari’A Economic Festival (ISEF) 2018.
Drs. Sujarwanto, M.Pd., selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Unesa secara resmi membuka Seminar Internasional Publik yang dihadiri lebih kurang 300 peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, dan umum. Seminar ini juga dihadiri oleh Dr. Ariyana Abubakar dari Bank Indonesia.
Sujarwanto mengatakan perlu diadakan pengkajian terhadap industri halal. Selain itu, kolaborasi dengan negara-negara islam untuk mengembangkan produk insdustri halal juga perlu ditingkatkan, sehingga tidak hanya fokus pada sertifikasi saja.
Sementara itu, Ariyana mengatakan bahwa Unesa dan BI Institute merupakan partner yang sudah terikat MoU, termasuk dalam hal pengembangan kurikulum bank sentral. Ariyana berharap bahwa kerja sama ini bisa berlanjut, sehingga program-program yang belum terealisasi bisa terwujud, beberapa diantaranya adalah program penelitian dan pembahasan isu-isu terkini yang nantinya bisa dibahas dalam bentuk seminar. “Selain itu, kami bisa meningkatkan kemampuan dan kemauan dari mahasiswa yang terus mengembangkan potensi di bidang ekonomi,” ujarnya.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Dosen Ekonomi Islam FE Unesa, Clarashinta Canggih, S.E., CIFP., ini secara langsung mendatangakan Prof. Dr. Irwandi Jaswir, M.Sc., selaku Director Of International Institute For Halal Research and Training (INHART) dari Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM).
Irwandi mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih tertinggal. Hal itu disebabkan karena Indonesia masih fokus pada sertifikasi saat audit, sementara industri halal di luar negeri sudah mulai diterapkan pada produk-produk yang digunakan sehari-hari. “Kita ini perlu meningkatkan pertumbuhan industri makanan dan minuman yang halal. Di Indonesia sudah meningkatkan pertumbuhan industri hanya di komestik halal,” ujarnya. (sh/ay)