09 September 2022


Unesa.ac.id,SURABAYA-Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan Seminar Nasional Fisika (SNF) 2022 dengan tema “Rekognisi Hasil Inovasi Fisika dan Aplikasinya Menuju Era Keterbukaan Informasi Ilmiah” secara daring pada 27 Agustus 2022.
SNF merupakan agenda tahunan yang diikuti komunitas Fisika dari berbagai kampus tanah air bahkan luar negeri. Tahun ini, penyelenggara menghadirkan pakar-pakar bidang ilmu fisika seperti, 1) Prof. Dr. Ahmad Taufiq, S.Pd,. M.Si., dari Universitas Negeri Malang, 2) Prof. Dr. Munasir, M.Si., dari Universitas Negeri Surabaya, dan 3) Prof. Dr. Edi Istiyono, M.Si., dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Ada juga invited speaker seperti, 1) Dr. Eko Hariyono, M.Pd. dan 2) Dr. Muhimmatul Khoiro, S.Si. dari Universitas Negeri Surabaya, 3) Dr. Tetty Novalina Manik, S.Si., M.T. dan 4) Dr. Suyidno, M.Pd dari Universitas Lambung Mangkurat, 5) Eddwi Hesky Hasdeo, Ph.D. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Selain itu, 6) Dr. Joko Siswanto, M.Pd. dari Universitas PGRI Semarang, 7) Dr. Muhammad Arief Bustomi, M.Si. dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan 8) Dr. Wahyu Hari Kristiyanto, M.Pd., dari Universitas Kristen Satya Wacana. Mereka ada yang mengisi sesi paralel dan ada yang sesi pleno.
Biomedis, Sensor dan Penyerap Radar
Mula-mula, Prof. Dr. Ahmad Taufiq memaparkan hasil riset tentang “Eksplorasi Sumber Daya Alam Indonesia dalam Produksi Magnet Cair untuk Aplikasi Biomedis, Sensor, dan Penyerap Radar.” Indonesia, lanjutnya, merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam baik berupa bahan tambang maupun bukan tambang.
Pasir besi dapat ditemukan di berbagai daerah. Sayangnya, pasir tersebut hanya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan yang terbilang sangat murah harganya di pasaran. Sumber daya alam Indonesia belum diolah dan dieksplorasi secara maksimal.
Para peneliti bidang Fisika Material berinisiatif memberikan sumbangsih guna mengatasi masalah tersebut dengan sentuhan nanosains dan nanoteknologi. . Salah satu upaya yang dilakukan yaitu memberdayakan, merekayasa, memfabrikasi bahan-bahan alam tersebut menjadi nanomaterial sehingga nilai gunanya jauh lebih tinggi.
Dalam konteks dunia mikroskopik dan makroskopik, nanometer menjadi sangat penting karena rasio antara luas permukaan dan volume lebih besar sehingga bersifat lebih reaktif. Dalam hal skala nanometer, hukum fisika kuantum lebih mendominasi daripada hukum fisika klasik. “Inilah yang menarik perhatian banyak ahli dari berbagai bidang di dunia khususnya ahli di bidang fisika material dan berlomba-lomba merancang fabrikasi nanomaterial,” tandasnya.
Tahapan memfabrikasi nanomaterial melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan top-down dan pendekatan bottom-up. Pendekatan top-down memecahkan partikel besar menjadi partikel kecil berskala nanometer, sedang pendekatan bottom-up pembentukannya berasal dari atom-atom, molekul, atau kluster sehingga membentuk nanopartikel.
Riset Berbasis Bahan Alam
Berikutnya, Prof. Dr. Munasir, M.Si., memaparkan “Riset Berbasis Bahan Alam: Kontribusi Nano Silika dalam Pengembangan Riset Material Maju di Indonesia.” Dia fokus dalam konteks ‘bagaimana membuat nano-silika dari bahan alam.’
Dia mengungkapkan jika silika unggul dalam merekayasa dan mengubah material korosif menjadi material lebih anti korosif. Berbagai upaya solutif untuk pencegahan korosi dimulai saat memilih bahan yang tahan terhadap lingkungan korosif, melapisi permukaan logam, dan menginjeksikan larutan inhibitor pada media korosif.
“Dilihat dari segi kepraktisan dan pertimbangan ekonomis, pelapisan atau coating banyak dipilih karena tingkat ketahanannya lebih bagus,” paparnya.
Pemanfaatan nanosilika yaitu sebagai sensor untuk meningkatkan retensi air dan pemantauan tanah dan sebagai alternative green and eco friendly dari berbagai pupuk kimia yang ramah lingkungan. Nanosilika Agriculture (NPS) memiliki solusi konkret di berbagai sektor pertanian terkait gulma, patogenisitas, kekeringan hasil panen, dan dan produktivitas tanaman.
“Pemanfaatan selanjutnya pada riset material energi (battery), material concrete sipil atau konstruksi (beton), material hydrophilic dan hydrophobic,” terangnya.
Tes Diagnostik Pembelajaran Fisika
Prof. Dr. Edi Istiyono, M.Si. pakar Pendidikan Fisika dari Universitas Negeri Yogyakarta memaparkan “Tes Diagnostik sebagai Pilar Penting dalam Pembelajaran Fisika di Zaman ini: Four-Tier Diagnostic Test suatu Solusi Tes Diagnostik yang Komprehensif.”
Terdapat 3 unsur penting pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Prof. Edi menyebutkan bahwa tujuan utama melakukan urgensi tes diagnostic yaitu untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan model belajar siswa dan dilaksanakan sebelum pembelajaran atau di awal semester.
“Guru dapat menyesuaikan atau menentukan metode, model, strategi, dan media pembelajaran,” kata dia.
Kemudian hasil tesnya dapat digunakan untuk menindaklanjuti pengembangan skill, karakter, dan psikomatik sehingga mengarah pada hakikat pendidikan sepanjang hayat. Diharapkan pengaruh tesnya dapat mengubah suasana menjadi kondusif dan efektif, kesulitan belajar sejak awal sudah teridentifikasi, serta dapat menjalin komunikasi yang efektif antara guru dan orang tua.
Output utama SNF tersebut yaitu dapat menerbitkan Proceeding Terindeks Scopus (IOP Publishing-JPCS) serta dapat menambah capaian IKU-5 dari perguruan tinggi. Diharapkan hasil-hasil inovasi penelitian dalam bidang fisika dan pendidikan fisika dapat dipublikasikan secara luas baik level nasional maupun internasional.
Acara ini diikuti oleh Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, S.T., M.T., Ketua PSI Cabang Surabaya, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Prof. Dr. Madlazim, M.Si. beserta jajarannya, Suryani Dyah Astuti selaku Ketua Fisika Society cabang Surabaya, pemakalah sebanyak 108 dan peserta dari kalangan mahasiswa sebanyak 366. [HUMAS UNESA]
Penulis: Fionna Ayu Shabrina
Editor: @zam Alasiah*