09 September 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA–Hari Olahraga Nasional (Haornas) diperingati setiap 9 September 2022 (hari ini). Tujuannya untuk meningkatkan sportivitas di tanah air. Selain itu, menurut Dwi Cahyo Kartiko, Walik Dekan Bidang Akademik FIO UNESA, juga untuk membudayakan olahraga di tengah masyarakat.
Dia menambahkan, olahraga tidak hanya sebatas kompetisi dan meraih prestasi lewat perolehan medali. Namun lebih jauh, olahraga adalah untuk kebugaran dan kesehatan. “Olahraga minimal harus menjadi hobi setiap orang dan lebih bagus lagi sampai memposisikan olahraga sebagai kebutuhan,” ucapnya.
Pelatih olahraga asal UNESA itu mengkhawatirkan kondisi masyarakat Indonesia yang malas bergerak (mager) dan berolahraga. Ini bisa menjadi alarm. Berdasarkan Laporan Nasional Sport Development Index (SDI) 2021 oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), tingkat kebugaran masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah.
Dari jumlah penduduk, masyarakat yang masuk kategori tidak bugar mencapai 76%. Dari angka itu, mereka yang masuk kategori sangat tidak bugar mencapai 53,63%. Hanya 5,86% masyarakat yang memiliki kondisi yang sangat bugar atau prima.
Rendahnya angka kebugaran ini, lanjutnya, berkorelasi dengan tingginya penyakit berbahaya yang diderita masyarakat seperti jantung, stroke, diabetes dan ginjal. Laporan WHO menyebutkan 71% kematian di Indonesia disebabkan karena penyakit-penyakit tersebut.
Menurut Cahyo, malas bergerak, berolahraga atau melakukan aktivitas fisik bisa mengundang berbagai macam penyakit berbahaya. Kemalasan ini juga terjadi di kalangan anak-anak muda Indonesia.
Olahraga, lanjutnya tidak harus yang berat-berat pun tidak melulu di arena khusus seperti lapangan. Syukur-syukur bisa melakukan olahraga khusus seperti jogging atau ke gym dan sebagainya. Namun, jika tidak bisa atau tidak sempat olahraga bisa dilakukan di rumah atau di kantor. “Olahraga itu yang penting gerak, gak perlu yang berat-berat,” tukasnya.
Di rumah misalnya, bisa melakukan aktivitas fisik dengan naik atau turun tangga, jalan-jalan pagi atau sore di depan rumah. Bisa juga dengan melakukan aktivitas seperti push-up, sit up dan gerakan ringan lainnya. “Gak harus setiap hari, empat atau tiga kali seminggu juga boleh,” ujarnya.
Kemudian di kantor, bisa juga dengan strategi memarkirkan mobil yang agak berjarak dari gedung untuk “memaksa” diri agar melakukan aktivitas gerak (jalan). Kemudian jika kantor ada di lantai 2 dan seterusnya bisa menggunakan akses tangga. Turun pun begitu. Gunakan lift saat-saat tertentu.
“Dasarnya olahraga itu untuk kesehatan dan kebugaran. Karena itu olahraga menjadi kebutuhan dan harus menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari. Olahraga adalah bagaimana kita aktif untuk bergerak, di manapun dan kapanpun,” tandasnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*