19 August 2023


Unesa.ac.id, SURABAYA-Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Negeri Surabaya menggelar Internasional Webinar Series ke-2, Rabu, 16 Agustus 2023 secara daring melalui Zoom Meeting. Webinar yang diberi nama Innovation Talks itu mengangkat tema “Potensi Sumber Daya Manusia Dalam Era Kecerdasan Buatan (AI)”. Acara tersebut juga termasuk kedalam serangkaian acara EINSTEIN (Economic Innovation on Scientific Competition) 2023 yakni agenda perlombaan esai ilmiah internasional yang terbuka bagi mahasiswa se-ASEAN.
Fitriah Dwi Susilowati, S.Sos., M.SM., selaku Supervisor Organizer dalam sambutannya mengucapkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan dan termasuk dalam agenda jurusan bersama HMJ. “Dengan diangkatnya isu terkait potensi AI dalam pengembangan dan peningkatan SDM, semoga mampu kita ambil poin penting untuk kita terapkan dan kebermanfaatan bersama” ucap Dosen Prodi Ekonomi tersebut.
Menghadirkan narasumber luar negeri, Dr. Nurul Syifaa Mohs Shakil yakni Dosen Senior (Ekonomi) di Universititas Teknologi MARA (UITM) Shah Alam, Selangor, Malaysia. Dia membahas bagaimana AI dapat memanusiaakan pekerjaan, karena selama ini kecerdasan buatan (AI) sering dikaitkan dengan otomatisasi atau hilangnya banyak pekerjaan. Padahal AI juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas kerja manusia, salah satu contohnya dengan mengotomatisasi tugas yang berulang menggunakan alat bertenaga AI, sehingga dapat memberika waktu luang bagi manusia untuk fokus pada pekerjaan yang lebih kreatif. “AI dapat memberikan umpan balik dan dukungan waktu nyata kepada karyawan, membantu karyawan mengembangkan keterampilan baru dan mencapai tujuan karier mereka” ujar perempuan asal Negeri Jiran itu.
Ia juga membeberkan sejumlah manfaat AI bagi humanisasi pekerjaan, mulai dari dapat membangun kepercayaan antara manusia dan mesin, menunjang keberhasilan integrasi AI, hingga meningkatkan pengalaman pengguna dengan menjadikan AI lebih intuitif dan ramah pengguna. Meskipun menawarkan sederet manfaat, manusia sebagai pekerja menurut perempuan yang akrab disapa Nurul itu juga dituntut melakukan dua hal. Yakin, upskilling (meningkatkan keterampilan atau pengetahuan yang telah dimiliki) dan reskilling (mempelajari keterampilan dan pengetahuan baru), karena di era AI keduanya memberikan dampak ekonomi signifikan. “AI terus mentransformasi ekonomi, upskilling dan reskilling akan menjadi semakin penting bagi tenaga kerja. Dengan berinvestasi dalam keterampilan ini, perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan pasar kerja dan tetap kompetitif” beber Nurul. Sederet dampak ekonomi dari upskilling dan reskilling di era AI, antara lain: dapat menciptakan peluang kerja baru, membantu pekerja beradaptasi dengan peran baru, meningkatkan retensi dan produktivitas karyawan, hingga perusahaan memiliki posisi ekonomi yang baik di era AI.
Nurul juga menggaris bawahi, terdapat 4 keterampilan dan pekerjaan yang akan dibutuhkan di Era AI, seperti:Pembuat kode AI (AI Coders)Ini karena kode merupakan tulang punggung (dasar) AI, sehingga diprediksi permintaan untuk pembuat kode AI yang terampil akan meroket.Penghubung kesehatan (Healthcare Liaisons)Dengan hadirnya AI, tugas berulang dalam perawatan kesehatan dapat di otomatisasi sehingga nantinya para profesional kesehatan (dokter dan tenaga kesehatan lain) akan lebih berfokus pada tugas-tugas kompleks.Peneliti (Researches)AI juga membawa peluang yang baik bagi para peneliti. Ini karena, era AI memuntut berbagai macam industri yang mengaplikasikan AI membutuhkan lebih banyak peneliti untuk pengembangannya, tak hanya itu peneliti juga berperan bagi AI itu sendiri agar dapat terus tumbuh dan semakin berinovasi.Perwakilan layanan pelanggan (Customer Service Representatives)Dengan semakin meningkatnya penggunaan chatbot serta asisten virtual, perusahaan membutuhkan perwakilan manusia untuk menangani interaksi pelanggan yang lebih kompleks.
Nurul menjelaskan bahwa pergeseran di ruang kerja akibat AI tidak perlu ditakuti, justru dijadikan semangat untuk semakin meningkat. “AI tidak akan sepenuhnya menggantikan pekerja manusia; itu akan menambah pekerjaan mereka dengan alat cerdas. Dengan AI mengambil alih tugas berulang, pekerja manusia akan mencurahkan waktunya untuk pekerjaan yang lebih kompleks dan strategis yang menciptakan nilai lebih besar bagi perusahaan,” tukasnya.
Melalui pembahasaannya dalam webinar itu, dapat ditarik tiga hal penting yang dibahas, yakni: 1. AI merevolusi pekerjaan karena semakin meluasnya penggunaan AI mampu mengubah cara bisnis beroperasi dan peran yang dimainkan pekerja. 2. Sumber daya manusia sangat penting di kembangkan dengan menerapkan strategi bakat untuk membangun tenaga kerja yang tepat dan sangat penting dalam realitas AI. Dan 3. Memberdayakan tenaga kerja dengan AI, karena itu adalah peluang untuk memungkinkan tenaga kerja berfokus pada pekerjaan kreatif dan kolaboratif yang lebih bermakna dan tidak berulang.
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas