24 September 2023


Unesa.ac.id., SURABAYA--Peningkatan kecakapan dan kesadaran literasi digital generasi muda bangsa Indonesia terus dilakukan Kemenko PMK bersama Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Untuk itulah, mereka menyelenggarakan Kemah Pemuda Literasi Digital di Trawas, pada 22-24 September 2023.
Kegiatan yang melibatkan lima desa Pancasila rintisan UNESA ini merupakan rentetan dari serangkaian kegiatan sebelumnya, seperti pembekalan mahasiswa sebagai calon fasilitator literasi digital ke masyarakat.
Output kegiatan ini yaitu dalam bentuk modul. Ada empat modul pilar literasi digital yang dihasilkan; modul budaya digital, etika digital, keterampilan digital, dan keamanan digital. Modul tersebut sudah diuji coba pada 100 lebih siswa Labschool UNESA dan telah mendapat masukan dari mitra, dosen, dan ahli di bidang literasi digital.
“Kini, modul tersebut siap diterapkan ke masyarakat. Kami berencana nantinya modul ini akan kami daftarkan sebagai HKI," ucap Iman Pasu Marganda Hadiarto Purba, S.H., M.H., selaku PIC kegiatan.
Dia menambahkan, kegiatan ini dihadiri 26 fasilitator dan 36 pemuda dari lima desa pancasila rintisan UNESA; Desa Rejuno Kabupaten Ngawi, Desa Widodaren Kabupaten Ngawi, Desa Wonocoyo Kabupaten Trenggalek, Desa Watu Tulis Kabupaten Sidoarjo, dan Desa Pesanggrahan Kabupaten Mojokerto.
Bagi Iman, kegiatan ini penting bagi generasi muda. Sebab, kemampuan literasi digital menjadi tendensi maju atau mundurnya suatu bangsa. "UNESA ingin selalu terkoneksi dengan desa. Konsep pembangunan Indonesia maju dimulai dari desa," ungkapnya.
Iman melanjutkan puncak kegiatan ini akan dilaksanakan pada 1 Oktober dalam rangka hari kesaktian Pancasila. "Kami agendakan serentak di lima desa tersebut sarasehan Pancasila yang akan dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, masyarakat umum dan pemuda," bebernya.
Mewakili rektor UNESA., Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd., menyampaikan, penguatan berbasis desa adalah penyelamat bangsa dari konflik yang mengakar, salah satu bentuknya adalah menjaga local wisdom atau kearifan lokal. "Kami hanya ingin mewariskan hal-hal yang konstruktif, mempertahankan dan mengembangkan potensi-potensi desa merupakan salah satunya, sehingga Indonesia bisa maju dan kuat," tandasnya.
Kepala Desa Pesanggrahan, Muhammad Afif, S.Sos., menyampaikan, digitalisasi merupakan salah satu masalah di desanya. "Saya harap 15 pemuda desa saya khususnya dan semua peserta umumnya dapat mengikuti acara dengan maksimal dan mampu mengaplikasikan ke desanya agar lebih melek digital," harapnya.
Bastian, staf SDGs desa Watu tulis, Sidoarjo menyampaikan, kegiatan ini penting dan positif bagi masyarakat desa, mengingat era digital semakin pesat. Dia berharap, kegiatan itu terus berlanjut ke desa-desa lain agar bisa mencegah hoaks dan kejahatan digital lainnya.
"Apalagi ini jelang pemilu yang tentu akan banyak informasi yang perlu dipilah-pilih. Kita tidak akan tahu mana yang keliru dan benar, kalau tidak punya kemampuan literasi yang baik. Karena itu kami sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini," pungkasnya. [*]
***
Reporter: Lukman Hadi Wibowo
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas