20 November 2023


Unesa.ac.id, SURABAYA—Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menjalani Program Sea Teacher, sebuah program magang mengajar atau Praktek Lapangan Persekolahan (PLP) selama satu bulan di negara-negara tetangga.
Dalam program yang dikelola Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) ini, UNESA bekerja sama dengan dua perguruan tinggi di Filipina, yaitu Far Eastern University (FEU) dan Bicol State College of Applied Science and Technology (Biscast).
UNESA mengirim delapan mahasiswanya pada kedua perguruan tinggi tersebut. Mahasiswa yang tujuannya ke FEU berangkat pada 16 September dan selesai pada 12 Oktober 2023 lalu. Sementara yang di Biscast berangkat pada 23 September dan selesai pada 19 Oktober 2023.
Sebaliknya, UNESA juga menerima mahasiswa dari kedua perguruan tinggi Negeri Mutiara Laut dari Orien itu. Mahasiswa yang mengikuti program ini melewati beberapa tahapan, mulai dari seleksi, pembekalan micro-teaching, dan cara membuat blog.
Tes kemampuan bahasa Inggris yang baik juga menjadi syarat meskipun tidak perlu dibuktikan dengan sertifikat kompetensi bahasa Inggris.
Tujuan dari program ini adalah memberikan eksposur internasional kepada mahasiswa dan memberikan pengajaran internasional bagi peserta. Muhammad Nurul Ashar, S.Pd., M.Ed., menyampaikan, persyaratan untuk mengikuti program ini cukup fleksibel.
SEAMEO menargetkan peserta mahasiswa di tahun akhir dan mengambil mata kuliah PLP. Selama satu bulan, peserta akan menjalani orientasi, diskusi dengan guru pamong, praktek mengajar, dan menuliskan pengalamannya di blog.
Mereka juga akan mengunjungi beberapa area bersejarah di negara tersebut dan mengikuti kegiatan sosial budaya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.
“Program Sea Teacher ini diharapkan dapat menjadi peluang yang bermanfaat bagi mahasiswa UNESA dan perguruan tinggi lainnya untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan internasional mereka,” tuturnya.
Dara Widya Ningrum, mahasiswa dari Prodi-S1 Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), berbagi pengalamannya selama satu bulan mengajar di Filipina melalui program Sea Teacher di FEU.
Awalnya, perempuan yang akrab disapa Dara itu mengikuti PLP reguler, tetapi setelah mendapatkan informasi dari dosen tentang program Sea Teacher, dia memutuskan untuk mendaftar dan mengikuti seleksi.
“Motivasi saya mengikuti program ini karena saya ingin ke luar negeri sekaligus belajar dan memperbanyak pengalaman. Saya berasal dari keluarga biasa, jadi tidak mungkin bisa ke luar negeri jika tidak mendapatkan beasiswa,” ungkap Dara.
Selama di Filipina, Dara mendapatkan pengalaman mempelajari bahasa dan budaya baru. Dia menemukan bahwa budaya Filipina memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia, tetapi juga memiliki keunikannya tersendiri. Salah satunya adalah cara mereka menyapa orang asing atau menghormati seseorang dengan sebutan ‘Po’.
Mereka juga berkesempatan untuk merayakan Teacher’s Day, yang dirayakan dengan sangat meriah oleh masyarakat setempat.
Sedangkan peserta yang jalani program di Biscast, Asa Rahmanda Hakiki, Prodi-S1 PG PAUD, FIP, juga menceritakan pengalamannya. Menurutnya, program ini memberikan banyak manfaat, karena memungkinkan mahasiswa merasakan sistem pendidikan di negara-negara ASEAN.
Selagi di Filipina, Asa menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah perbedaan budaya, terutama dalam hal makanan. Sebagai negara yang dominan beragama Katolik, menu babi banyak ditemukan di Filipina, yang tentu menjadi tantangan bagi mahasiswa muslim.
Selain itu, perbedaan bahasa juga menjadi tantangan. Meskipun warga Filipina umumnya berbicara dalam bahasa Inggris, mereka sering beralih ke bahasa lokal.
Namun, meski menghadapi tantangan, mereka tetap berkomunikasi dengan kelompoknya melalui Facebook, yang masih banyak digunakan di Filipina.
Pengalaman ini memberikan wawasan baru dan berharga bagi mahasiswa tentang pendidikan dan budaya di negara ASEAN.[]
***
Reporter: Sindy Riska
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Mahasiswa Sea Teacher UNESA