04 May 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan program pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia bagi penutur asing baik dalam berbicara, menulis, membaca, maupun mendengarkan. BIPA Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi salah satu tempat tujuan belajar bahasa Indonesia bagi mahasiswa luar.
Setiap tahun, UNESA bisa menerima puluhan mahasiswa dari berbagai negara. Ada yang dari Asia hingga Eropa. Dari sekian banyak mahasiswa BIPA UNESA, adalah Chanthoeurn Dock dari Phnom Penh, Kamboja yang tampak berbeda dari mahasiswa lainnya. Pria 30 tahun itu berprofesi sebagai biarawan atau bhante. Dalam aktivitas sehari-hari baik di asrama maupun di lingkungan kampus selalu mengenakan jubah bhante-nya, termasuk saat kuliah.
Pria yang disapa Chanthoeurn itu menuturkan, sudah dua semester dia mengikuti program BIPA di UNESA. Sejauh ini, proses perkuliahan masih dilakukan secara daring dan banyak waktu yang dihabiskan untuk belajar dan mendalami bahasa Indonesia di asrama. Kendati demikian, di waktu senggang, kadang keluar nongkrong bersama teman-temannya sembari melihat suasana Kota Surabaya dan aktivitas serta budaya di masyarakat. Dia mengaku cepat beradaptasi dengan kuliner Indonesia, nasi goreng salah satu kesukaannya.
Kepada tim Humas, dia menganggap penting belajar bahasa Indonesia. Itu berkaitan dengan hobinya yang kerap meneliti bidang pendidikan dan tugas-tugas keagamannya yang tidak menutup kemungkinan akan banyak terlibat di Indonesia. Apalagi umat Buddha di Indonesia sekitar 2,04 juta jiwa, ketika suatu waktu ada keperluan, jadinya tidak terkendala bahasa. “Termasuk kalau dapat tugas lain atau meneliti di Indonesia. Belajar bahasa dan budaya di sini jadi kunci buat saya,” katanya.
Pria yang hobi meneliti itu mengaku senang bisa belajar bahasa Indonesia di UNESA. Ada sekian banyak keuntungan menjadi mahasiswa di Indonesia. “Salah satunya bisa belajar dan berbaur dengan mahasiswa lain, beda negara hingga latar belakang. Dari segi budaya dan akademik, saya sangat senang menghabiskan seluruh semester saya di UNESA. Metode belajarnya juga menarik bagi kami yang dari luar,” ucapnya.
Apakah sulit belajar bahasa Indonesia? Baginya, awal-awal memang tampak sulit. Namun, setelah menerima materi dengan berbagai pendekatan, berdiskusi dengan dosen, bergaul dengan teman-teman serta kerap mempraktekkannya dalam kegiatan sehari-hari, sehingga perlahan dia bisa berbahasa Indonesia.
Sebelumnya, dia tidak membayangkan bisa kuliah dengan nyaman di UNESA. Terlebih, lewat program BIPA inilah kali pertama dia menginjakkan kakinya di Indonesia. Baginya, orang Indonesia ramah-ramah, mudah menerima pendatang dari luar dan mudah bergaul serta pekerja keras.
Ada satu lagi yang penting baginya, “Budayanya indah (beragam, red). Mereka juga pintar-pintar, suka membantu satu sama lain dan Anda dapat mempercayai mereka untuk mempekerjakan dan mereka akan memenuhi tujuan Anda. Jika Anda bertanya bagaimana rasanya tinggal di Indonesia, itu seperti bertanya bagaimana rasanya tinggal di Amerika Serikat,” terangnya. [Humas UNESA]
Foto : Dokumentasi Pribadi