25 April 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Dalam rangka menghasilkan kualitas pendidikan yang berdaya saing global dan berjejaring internasional, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan webinar “Studi Lanjut dan Prospek Riset Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Luar Negeri” pada Jumat, 22 April 2022. Pada kesempatan itu, pimpinan UNESA mendorong para dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan diri lewat studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, baik dalam maupun luar negeri.
Narasumber yang hadir yaitu, Bagus Putra Muljadi, B.S., M.S., Ph.D. selaku Assistant Professor at The University of Nottingham, Wahyudi Agustiono, S.Kom., M.Sc., Ph.D., selaku Assoc. Prof at Departement Information Systems University of Trunojoyo, dan Achmad Faried, S.T., Australian and New Zealand Dedicated Counselor Destinations at IDP Education Ltd.
Wahyudi Agustiono pada kesempatan itu sharing informasi berdasarkan pengalamannya selama menempuh pendidikan S-2 di Waseda University, Jepang dan S-3 di Deakin University, Australia. Ia mengungkapkan, ada perbedaan pola pikir masyarakat Indonesia dengan orang luar dalam memandang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Kalau di Indonesia ilmunya seperti padi, yakni semakin berisi semakin merunduk. Beda halnya dengan orang-orang luar negeri, mereka ilmunya ilmu gandum, yakni semakin berisi maka semakin tegak atau show,” katanya. Bagi yang berminat kuliah ke luar negeri. Berdasarkan pengalamannya minimal harus punya strategi tertentu di antaranya bisa dengan strategi berikut:
Diawali dengan niat. Upayakan niatnya untuk menginvestasikan waktu untuk belajar. 1) Kursus English for Academic Purposes. 2) Lulus one day one page. 3) Mengikuti paper sesuai bidang ilmu. 4) Mengumpulkan berkas-berkas. 5) Mencari kandidat supervisor, dan 6) Menulis proposal.
“Ada banyak cara untuk keluar negeri dari teman-teman yang lain juga, tinggal mahasiswa maupun dosen bisa mengidentifikasi tujuannya ke kampus mana dan negara mana, tentu caranya agak berbeda. Tapi satu yang penting, kemampuan bahasa asing. Itu tidak bisa ditawar,” paparnya. “The differences between the impossible and the possible lies in a person’s determination,” ucapnya memotivasi.
IDP, lanjutnya, merupakan agency pendidikan berbasis konsultan pendidikan terbesar di berbagai negara di Asia. IDP membantu mencari potensial supervisor di empat negara tepatnya di Inggris, Irlandia, Australia, dan New Zealand. IDP bertujuan untuk membantu para dosen yang ingin studi lanjut ke luar negeri khususnya pada program master dan doktor (Ph.D).
IDP membantu semua proses studi lanjut ke luar negeri dari awal, konsultasi pun bisa untuk menentukan negara mana yang sesuai dengan minat studi, apply dokumen sambil menunggu mencari beasiswa, sampai pembuatan visa. “How to start your Ph.D. journey. Satu-satunya agency yang bekerjasama untuk bisa berkuliah di luar negeri dari semua university ini hanya IDP,” tukas Achmad Faried.
Program Ph.D, lanjutnya, memang tidak bisa cepat. Proses apply document hingga bisa berangkat butuh waktu sekitar 1-2 tahun dan paling cepat 6 bulan. Persiapan dokumen (research proposal), personal statement (untuk mencari beasiswa), CV harus disebutkan list of obligation yang pernah dilakukan oleh pendaftar, menyiapkan dokumen-dokumen penting lainnya, dan expression of interest (background pendaftar program Ph.D itu seperti apa).
Sharing tentang riset dan kerjasama beasiswa mengenai studi lanjut di UK (United Kingdom). Pada tahun 2021 Februari, The University of Nottingham mempunyai spirit bersama dengan University of Warwick, University of Canterbury, UGM, UI, ITB, IPB mengadakan semua MoU agreement membentuk sebuah concorsio dari 7 universitas ini dan para rektor bergabung dengan anggota UK yang difasilitasi oleh kedua kedutaan untuk membuat sponsorship yang tujuannya untuk membuat free movement zone source.
“Spirit praktisnya adalah untuk menjembatani transfer technology dan transfer knowledge,” terang Muljadi. Ada banyak yang bisa Indonesia sumbangkan ke UK terutama dalam penyelesaian masalah-masalah praktis kedua negara hadapi bersama, seperti north zero, emissions targets, electrical, kesehatan, dan lain sebagainya.
Acara ini dihadiri Wakil Rektor bidang Akademik Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., Dekan FMIPA UNESA Prof. Dr. Madlazim, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik FMIPA UNESA Prof. Dr. Fida Rachmadiarti, M.Kes., Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Dr. Hj. Masriyah, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FMIPA UNESA Dr. Sifak Indana, M.Pd dan seluruh dosen dan mahasiswa selingkung FMIPA UNESA.
Penulis: Fionna Ayu Shabrina
Editor: @zam*