15 April 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Mahasiswa Teknologi Pendidikan (TP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) punya komunitas film sendiri. Kalm Tipi namanya. Nama tersebut merupakan akronim dari Komunitas Arek Film Teknologi Pendidikan yang dibentuk sejak 2016 silam sebagai wadah mahasiswa untuk berkarya.
“Jadi ada mata kuliah yang namanya Pengembangan Media Video. Penerapannya ada produksi video. Sayang kalau hanya dibuat mata kuliah saja, maka kami menyediakan wadah untuk mereka (mahasiswa Teknologi Pendidikan, red) dalam memproduksi film,” papar Thoriq Al Isbach, ketua Kalm Tipi periode 2020–2022.
Selama hampir 6 tahun berdiri, Kalm Tipi telah memproduksi banyak film pendek yang diunggah di kanal Youtubenya dan diikutkan dalam berbagai macam festival film mahasiswa. Bahkan salah satu karyanya mereka, “Adi Nyata” berhasil mendapatkan Nominasi Film Tervaforit Umum Terbaik dalam Festival Film Lampung 2021.
Selain memproduksi film pendek, tahun ini Kalm Tipi juga memproduksi web series dengan tema bucin (budak cinta). Proses pembuatan web series ini terbilang cukup berbeda. Sebab, Kalm Tipi membuka kesempatan bagi seluruh mahasiswa Teknologi Pendidikan untuk mengirimkan idenya melalui google form yang telah disediakan. Semua ide yang telah terkumpul kemudian dikurasi oleh tim Kalm Tipi.
“Jadi kita ada beberapa opsi yang ditawarkan teman-teman, kemudian kita pilih satu untuk didiskusikan lagi. Setelahnya kita jadikan satu skrip yang utuh, dan mencari talent yang cocok,” jelas Thoriq. Bisa dikatakan, semua mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan mendapatkan peluang untuk idenya diwujudkan dalam bentuk web series. Kalm Tipi juga membuka kesempatan untuk siapapun, bahkan mahasisawa luar jurusan untuk mendaftarkan dirinya sebagai talent. Itu merupakan kesempatan untuk bisa berkarya bersama.
Web series yang diberi judul ‘Rhea’ ini menceritakan tentang seorang perempuan yang berasal dari keluarga pekerja keras. Hingga pada suatu hari ia harus mengikuti Bapaknya untuk pergi jauh keluar kota demi pekerjaan. Perempuan yang memiliki hobi memotret ini tidak sengaja menemukan café ketika sedang berkeliling di lingkungan barunya.
Ia lantas bertemu dan jatuh cinta dengan seorang barista di sana. Thoriq menjelaskan bahwa web series bergenre romansa drama ini memiliki keistimewaan dibanding film pendek dengan tema serupa. “Di sini ada tiga perspektif, mulai dari pemeran perempuan, laki-laki dan orang tua. Keduanya bergantung pada sudut pandang penonton, mau menilai sebagai protagonis atau antagonis,” jelasnya.
Web series ini cukup pendek, hanya berjumlah 4 episode. Thoriq berharap agar penerus Kalm Tipi selanjutnya membuat “Rhea season 2”. Sebab menurutnya masih banyak yang bisa dieksplor dari web series itu, tetapi tetap saya kembalikan ke pengurus selanjutnya saja, mau diteruskan atau tidak,” tutupnya. [Humas UNESA]