30 March 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA–Sempat tertunda karena pandemi, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bersama Junior Chamber Internasional (JCI) East Java dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Surabaya menghelat Walk for Autisme (WFA) 2022 di Lagoon Avenue Mall Surabaya pada Minggu (27/3/2022). Kegiatan ini didukung Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya.
WFA merupakan agenda rutin untuk memperingati Hari Peduli Autisme Sedunia, 2 April 2022 yang bertema ‘Connecting Our Path’. Rangkaian acara dimulai sejak Januari lalu yang terdiri dari berbagai kegiatan, di antaranya webinar, lomba hingga pembuatan film.
Ketua TP PKK Jatim, Arumi Bachsin turut hadir dan sepanggung dengan anak-anak penyandang disabilitas yang tampil pada acara selebrasi itu. Istri Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak itu menyampaikan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus hadir dengan sejuta potensi.
“Anak-anak disabilitas punya keunggulan, hanya butuh support system untuk menumbuhkan potensi mereka. Penampilan mereka ini luar biasa, ini bukti anak disabilitas mampu berkarya,” ujarnya.
Ketua Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) UNESA, Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd. mengingatkan pentingnya dukungan lingkungan dan orang terdekat bagi perkembangan penyandang disabilitas, termasuk autisme. Setiap anak istimewa dan masing-masing anak itu hebat. “Mari kita mendukung mereka, beri mereka ruang dan kesempatan untuk menjadi hebat di masa depan,” ajaknya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung penyandang disabilitas dalam berkarya dan berekspresi serta mengembangkan potensi. "Anak-anak disabilitas perlu ruang aktualitasi diri. Itu yang perlu kita siapkan untuk mereka. Paling penting lagi, ini adalah bagian dari upaya bersama meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memandang anak-anak disabilitas,” kata Richard Subroto, Project Director WFA 2022.
Khusnur Ismiati Hendro Gunawan selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan Surabaya menyatakan, acara tersebut merupakan bagian dari usaha bersama dalam mengedukasi masyarakat sekaligus mengapresiasi anak-anak autis. "Kita ada tanggung jawab beri edukasi, terkait dengan sosialisasi dan terkait dengan apresiasi terhadap anak-anak autis dan disabilitas pada umumnya,” ucapnya. [Humas UNESA]
Penulis: Hasna
Editor: @zam*