24 December 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Program Vokasi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menandatangani MoU dan perjanjian kerja sama (PKS) dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan, Ditjen Diksi, Kemendikbudristek RI pada Kamis 16 Desember 2021 di Ballroom The Rich Jogja Hotel, Yogyakarta. MoU tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube KursusKita.
Perjanjian kerja sama penyelenggaraan pendidikan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi lulusan lembaga kursus dan pelatihan itu diteken langsung Plt. Direktur Kursus dan Pelatihan, Dr. Wartanto, M.M., dengan Direktur Vokasi UNESA, Dr. Martadi, M.Sn., yang disaksikan langsung Direktur Diksi, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.
Selain itu juga disaksikan para jajaran kepala dinas pendidikan kabupaten dan kota, perwakilan LKP, PKBM, LSK, media dan organisasi mitra kursus dan pelatihan, serta seluruh peserta yang hadir baik secara luring maupun daring.
Wartanto selaku Plt. Direktur Khusus dan Pelatihan memaparkan bahwa pada 2020 telah diluncurkan aplikasi program PKK & PKW, di mana proses eksekusi mulai dari tahap proposal sampai laporan menggunakan sistem online tanpa adanya paper base dan hasilnya terdapat peningkatan yang sangat signifikan karena pada 2020 terdapat sekitar 8.000 lebih proposal yang masuk dan tahun ini mencapai 9.000 lebih. Selain itu juga banyak sekali yang dieksekusi yakni mencapai 2.900 untuk PKK dan 900 untuk PKW.
Sementara itu, Wikan Sakarinto mengapresiasi kepada seluruh LKP dan semua pihak yang ada, karena sekarang LKP, PKK, dan PKW sudah melakukan digitalisasi mulai dari pendaftaran. Di dalamnya terdapat inovasi digital dengan menggunakan sistem digital dalam mengunggah proposal hingga penyeleksiannya, juga dalam pelaporannya. “Ini termasuk lompatan yang cukup luar biasa,” tukasnya.
Menurutnya, perkembangan inovasi di institusi pendidikan atau pelatihan harus dibarengi dengan peningkatan mindset dalam menerima berbagai perubahan, sehingga menciptakan lulusan yang kompeten. Tidak ada kata akhir dalam berinovasi. Jangan ketika sudah merasa bagus lantas berhenti berinovasi. Justru, inovasi adalah suatu proses kreasi yang terus berkembang dan kerkesinambungan.
Ia percaya, Indonesia mampu bergerak meju dan unggul, jika seluruh lapisan masyarakatnya mampu melakukan suatu perubahan, hadirkan inovasi, menerima perubahan dan tidak mengeluh serta tidak gampang putus asa. “Karena pada akhirnya, keadaan zaman yang terus berubah akan menuntut dan mendorong kita bahkan akan memepetkan kita ke arah perubahan,” tandasnya.
Pria lulusan UGM itu meminta kepada seluruh pengelola anggaran, agar berbagai anggaran benar-benar berdampak pada perubahan dan manfaat bagi masyarakat luas. SDM yang lahir dari pendidikan nonformal diharapkan menjadi pilar perubahan masyarakat dan bangsa.
Dia juga berpesan agar tidak tidak cepat berpuas diri dalam kinerja dan prestasi. “Jangan sampai merasa puas dan baik-baik saja, karena ia menilai pendidikan nonformal masih belum dipandang sepenuhnya oleh semua pihak, sehingga diperlukan pengenalan kepada masyarakat, seperti melalui film pendek atau vidio pendek pengenalan dan promosi,” terangnya.
Acara selanjutnya kemudian dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dan apresiasi kepada LKP, PKB, LSK, media, dan organisasi mitra kursus dan pelatihan. Hal ini dilaksanakan dikarenakan selama 1 tahun ini, Dirjen Diksi telah melaksanakan berbagai program untuk mendukung anak-anak Indonesia agar dapat mengembangkan potensinya. [Humas UNESA]
Reporter: Azhar
Editor: @zam*