14 November 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNESA menggelar Webinar International Event of Science and Technology (Intergalactic) 2021 dengan tema “The Role of Science Students in Realizing Society 5.0 as a Contribution to the SDGs 2030” secara daring pada Sabtu, 13 November 2021.
Webinar tersebut mendatangkan tiga pemateri yakni Dr. Hedzlin Zainuddin selaku Associate Professor Mara University of Technology, Malaysia, Dr. Fatimah Salim selaku Research Fellow Chemistry of UiTM Malaysia, dan Iqbal Ainur Rizki selaku Achiever Gold Medalist International Invention Competition of Young Moeslem Scientist 2021. Selain itu, juga ada dua bintang tamu yakni Jerhemy Owen selaku Content Creator dan Analisa Widyaningrum, S.Psi., M.Psi., selaku CEO of APDC Indonesia.
Ketua pelaksana, Ahmad Misbakhus Sururi dalam sambutannya mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kunci dalam mengubah dan pengembangkan dunia. Inovasi perlu dikembangkan terutama bagi generasi muda. Menurutnya, generasi muda harus mampu bersaing di era society 5.0. “Semoga webinar ini dapat mengembangkan inovasi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia,” harapnya.
Ketua BEM FMIPA, Toni Phebita dalam sambutannya mengatakan bahwa webinar di tingkat internasional ini baru diadakan pertama kali oleh mahasiswa FMIPA. Dia berharap, mahasiswa dapat lebih peduli tentang peran sains 5.0 sebagai kontribusi untuk SDGs pada tahun 2030. “Kami membuka donasi dalam berkontribusi dengan UNICEF Indonesia untuk membantu anak-anak Indonesia menjadi berpendidikan dan sehat,” ucapnya.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FMIPA UNESA Dr. Sifak Indana, M.Pd mengatakan bahwa webinar ini memiliki tujuan dan manfaat bagi mahasiswa. BEM mencoba mengakomodasi potensi yang ada di Indonesia khususnya IPTEK serta dalam mempersiapkan Indonesia menghadapi masa depan.
Dalam pemaparannya, Dr. Hedzlin Zainuddin membahas mengenai ‘Renewable Energy: Solar Photovoltaic System in Tropical Region’. Ia mengatakan, fotovolatik surya dapat berkontribusi pada SDGs 2030 dengan cara menggunakan energi yang terjangkau dan bersih, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, serta aksi iklim. Mahasiswa harus ikut berperan dalam pencapaian SDGs 2030 yakni dengan mendapatkan informasi tentang SDGs, mendidik keluarga dan teman, menjelajahi realitas SDGs dan apa artinya bagi komunitas dan negara dan menerapkan ilmunya. “Termasuk menyederhanakan dan hidup sesuai kemampuan Anda, membangun organisasi atau komunitas di tempat pendidikan Anda untuk berkontribusi pada SDGs,” katanya
Dia berharap, ke depan, negara berkembang terutama daerah yang mengalami kualitas hidup rendah dapat menghasilkan energi yang bersih dan terjangkau dengan pengelolaan limbah elektronik yang baik, sehingga dapat hidup sehat dan nyaman. Ia mengajak peserta untuk berkontribusi dalam SDGs. “Mari berkontribusi untuk SDGs dengan keterampilan untuk mendukung masyarakat 5.0 (mengintegrasikan ruang virtual (IOT & AI) dan ruang fisik) di area manapun yang Anda libatkan,” ajaknnyas.
Sementara itu, Dr. Fatimah Salim menjelaskan tentang ‘Density Functional Theory (DFT): A Reliable Assistant for Chiral Molecule Structural Determination’. Molekul alami yang penting yang disebut Chiral di antaranya gula, amino acids, DNA, enzymes, dan lain-lain. Molekul kiral baru berasal dari alam yakni berupa kimia baru yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan menjadi obat. Secara biogenetik terkait dengan obat turunan monopen kiral lainnya berasal dari obat antihipertensi yaitu resepin dan ajmalisin.
Menurutnya, penentuan struktur molekul yang tepat itu penting dikarenakan dua sebab. Tragedi thalidomide memaksa perusahaan obat untuk mempertimbangkan kembali enansiomer sebagai molekul terpisah dari pada bentuk obat yang berbeda. “Thalidomide adalah obat yang dijual pada 1950-an dan 1960-an sebagai anti mual untuk ibu hamil. Itu ditarik dari pasar pada tahun 1961 karena teratogenisitasnya,” ungkap Fatimah.
Sementara pada sesi bincang-bincang, Iqbal Ainur Rizki menceritakan pengalamannya dalam dunia menulis karya tulis ilmiah yang mana berawal dari saat dia duduk di bangku SMA. Ia mendapatkan inspirasi dalam membuat judul karya ilmiah dari Billy Ocean untuk membuat judul yang berfungsi dengan baik. Ada semacam ekspresi inspirasional dari ide-ide.
Kemudian, Ia juga dapat belajar menulis karya ilmiah dari rekan-rekannya saat berkompetisi di lomba sebelumnya. Alasan dia mengikuti banyak kompetisi selama SMA hingga saat ini yaitu ingin membanggakan orang tua, sekolah dan universitas. Selain itu, juga ingin membanggakan diri, karena menurutnya sulit menyeimbangkan antara mengikuti kompetisi dan fokus ke pendidikan.
Pada sesi bincang bersama bintang tamu yaitu Jerhemy Owen menuturkan bahwa dalam menghadapi tantangan, perlu sensitivitas dalam menemukan kebutuhan orang-orang di masa depan, sekaligus menjawab kebutuhan-kebutuhan tersebut secara kreatif dan inovatif.
Jerhemy Owen mengajak peserta untuk menargetkan energi baru dan terbarukan. “Perlu diingat dalam menjaga lingkungan, buang sampah rokoknya itu di tong sampah jangan di jalanan. Kita juga bisa ngejaga lingkungan kita dengan cara ada yang dari pabrik-pabrik itu mereka seharusnya lebih mengurus manajemen limbah pabriknya,” ajaknya.
Analisa Widyaningrum, S.Psi., M.Psi., membahas mengenai kesehatan mental. Dalam menjalani kehidupan, katanya, merasakan stres merupakan hal yang wajar, untuk itu perlu memanajemen stres agar tidak berlebihan. Stres bisa karena faktor eksternal, misalnya tekanan dari orang sekitar yang akhirnya memunculkan respons emosional. “Kita tetap belajar dan berkontribusi dan pikirkan saya punya value dan saya tahu untuk siapa dan kenapa,” katanya. [Humas UNESA]
Reporter: Esti
Editor: @zam*