07 August 2021


Unesa.ac.id, Surabaya-Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNESA yang diketuai oleh Maftukhatul Faizah berhasil lolos pendanaan PKM-RE 2021. Tim tersebut mengusung riset berjudul ‘Potensi dan Bioaktivitas Ekstrak Senyawa Mimi Mintuna (Horshoe Crab) Lokal Indonesia sebagai Kandidat Antivirus Covid-19’.
TIM PKM-RE tersebut beranggotakan empat orang, Maftukhatul Faizah dari S-1 Pendidikan Biologi angkatan 2018, Mia Savita dari S-1 Pendidikan Biologi angkatan 2018, Elsa Aulia Vebianawati S-1 Pendidikan Biologi angkatan 2019, dan Ahmad Misbakhus Sururi S-1 Kimia, juga angkatan 2019.
Sururi mengungkapkan bahwa, riset yang diajukan tersebut bermula dari pandemi Covid-19 yang kini masih mewabah dan tak kunjung usai. Ditambah, muculnya varian baru yang menyebabkan banyakknya korban jiwa dan krisis di segala sektor.
Menurutnya, permasalahan utama saat ini adalah kurangnya kesadaran dan kepekaan masyarakat terhadap dampak yang diakibatkan virus ini terutama pada orang-orang yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). Selain itu, juga karena mobilitas masyarakat yang tinggi antar daerah bahkan Negara.
Mengatasi gempuran virus beserta mutasinya tersebut, pemerintah menerapkan kebijakan PPKM darurat hingga level empat dan mendorong masyarakat menerapkan protokol kesehatan secara ketat sampai program percepatan vaksinasi. Pengadaan dan ketersediaan vaksin hingga saat ini belum sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 271 juta jiwa (BPS 2020).
Kementerian Kesehatan mencatat, hingga 03 Agustus 2021, baru sekitar 21 juta orang yang menerima vaksin dosis kedua. Total penerima vaksin dosis pertama yakni sekitar 48 juta orang. Artinya, masih banyak yang belum menerima vaksin sementara ketersediaan vaksin masih terbatas. Dari keresahan itulah, tim PKM-RE FMIPA UNESA mencari cara baik lewat diskusi, riset dan studi awal untuk menggali antivirus dari bahan alami hingga sampai pada “penemuan” ekstrak senyawa mimi mintuna (horseshoe crab) lokal Indonesia.
Menurut mereka, horseshoe crab tersebut memiliki banyak kandungan senyawa yang salah satunya bisa menjadi bahan alternatif sebagai antivirus. “Semoga hasilnya nanti bisa menjadi obat yang mampu menghambat efek yang diakibat inveksi Covid-19,” tukas Mia Savita.
Yang diteliti ini, lanjut Mia Savita, lebih aman dan tidak menimbulkan banyak efek samping yang berbahaya. “Hasil riset sementara ini, antivirus dari ekstrak mimi mintuna memiliki potensi efek samping yang cukup rendah. Selain itu, juga lebih aman dan efektif karena terbuat dari bahan alami,” ujarnya.
Karena masih dalam tahap riset, temuan itu perlu terus dilakukan pengkajian dan penggalian data yang lebih detail dan valid. Tentu, juga diperlukan penelitian lebih lanjut secara komprehensif dan melalui skala laboratorium. “Harapan kami semoga ini menjadi bahan vaksin alternatif dan bisa menjadi bagian dari bahan pengobatan bagi yang terinveksi Covid-19,” ucap Maftukhatul Faizah.
Maftukhatul Faizah dan rekan-rekanya tidak menyangka jika proposal penelitian PKM-RE yang mereka ajukan bisa lolos dan mendapat pendanaan dari pemerintah. “Semoga ini bisa menjadi bagian dari pengabdian dan ikhtiar kami dari UNESA untuk Indonesia. Paling penting lagi ini bisa menjadi motivasi untuk terus berinovasi sebagai solusi untuk negeri,” harapnya. (Madina/zam)