16 July 2021


Unesa.ac.id, Surabaya–Mahasiswa harus benar-benar dipersiapkan agar menjadi lulusan yang berkompeten dan profesional di bidangnya. Untuk tujuan itulah, Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) selama tiga hari, 13-15 Juli 2021 di tujuh fakultas.
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan salah satu program dalam mempersiapkan calon pendidik handal dan profesional. Peserta yang mengikuti PLP berjumlah 2.983 mahasiswa dengan beberapa format. Untuk mahasiswa angkatan 2018, pelaksanaan PLP terbagi menjadi dua kategori yaitu ada PLP I dengan beban 1 SKS, dan PLP II dengan beban 3 SKS.
Sementara untuk mahasiswa angkatan 2019, 2020, dan setelahnya disesuaikan dengan ketentuan implementasi Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Peserta akan mengikuti mata kuliah praktik pembelajaran di luar UNESA atau di sekolah selama satu semester dengan beban 18-20 SKS.
Pembekalan dimulai di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) pada 13 Juli 2021. Lalu pada 14 Juli 2021 dilaksanakan di tiga fakultas yakni Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH), dan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA). Kemudian pada 15 Juli 2021 dilaksanakan di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Teknik (FT), dan Fakultas Ilmu Olahraga (FIO).
Pada kesempatan itu, ada beberapa hal yang dipelajari dan didalami peserta, yakni mengenali lebih dekat dunia sekolah. Selain itu peserta mendalami pengetahuan dan keterampilan mulai dari pembuatan rencana dan rancangan pembelajaran hingga latihan mengajar langsung lewat program microteaching.
“Gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk mengembangkan kompetensi mengajar, sehingga bisa mendidik secara efektif, efisien, dan inovatif. Diharapkan nantinya bisa menjadi sarjana pendidikan yang profesional,“ ujar Dr. Muhamad Sholeh, M.Pd. selaku Ketuan Satuan MBKM UNESA. Tugas mendidik cukup menantang, karena itu, tambahnya, pendidik harus memiliki karakter yang tangguh dan berbudi luhur yang didasari nilai Pancasila dan agama.
Sesuai ajaran Ki Hajar Dewantara, lanjutnya, guru harus bisa menjadi sosok yang dapat digugu dan ditiru murid-muridnya. “Ini tidak mudah tetapi Anda harus bisa untuk bisa menerapkan konsep tersebut agar kelak menjadi guru yang jadi panutan siswa maupun masyarakat serta menginspirasi dan memberi manfaat bagi semua,” pungkasnya. (hasna/zam)