28 August 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Kelompok Perempuan Pengkaji Seni yang didirikan oleh alumni Universitas Negeri Surabaya (UNESA) berhasil mendapat penghargaan sebagai pembuat karya pertunjukan terbaik dalam ajang Bandung Contemporary Art Awards (BaCAA) yang berlangsung di Galeri Lawangwangi Creative Space, Bandung pada Jumat, 12 Agustus 2022.
Mereka membuat karya pertunjukan atau performance art berjudul Rotary. Lewat tema tersebut mereka menyoroti soal pekerjaan perempuan sebagai buruh jahit industri fast fashion.
Mereka memvisualkan perempuan menjahit dan terus menjahit kumpulan kain perca yang tak putus. Ini mencerminkan rantai perempuan konsumerisme dan pemborosan, terutama akibat dari konsumerisme, dan kapitalis yang berdampak bagi lingkungan.
Menurut mereka, karena industri fast fashion limbah kain semakin mencemari lingkungan, mengolah limbah kain dalam pekerjaan adalah strategi keberlanjutan.
“Performance kami lebih ke Reupcycle Art dengan bahan limbah kain perca dari industri konveksi dan garmen menjadi sebuah karya seni. Pertunjukan ini merupakan praktik aktivisme lingkungan yang terlibat dampak kapitalisme” tutur Shalihah pendiri Komunitas Perempuan Pengkaji Seni.
Lewat karyanya, mereka juga menyoroti dan menyuarakan perempuan yang bekerja di industri garmen. “Saat performance kami benar-benar merasakan ternyata buruh pabrik itu begini ya, harus stand by berjam-jam menjahit, mau ke kamar mandi itu tidak boleh, kalau produksi tidak mencapai target dimarah-marahi, kalau melebihi target tidak di apresiasi,” paparnya.
Inilah yang juga melahirkan insecuritas yang membuat orang-orang tidak percaya diri dengan dirinya lalu mengikuti trend fashion yang ada. Dilanjutkan Shalihah, penampilan karya mereka berisi ajakan kepada seluruh pihak untuk benar-benar menyadari posisi dan peran perempuan dalam kehidupan masyarakat.
Karena performance art tersebut mereka berhasil membawa pulang hadiah sebesar Rp.100 juta. Sampai di tahap itu tentu perjuangan Komunitas Perempuan Pengkaji Seni tidaklah mudah. Mereka harus melewati berbagai tahapan seleksi, mulai dari tahap penyisihan 30 seniman terpilih pada 1-5 Juli 2022, penjurian Semi Final dan Final pada 19-21 Juli 2022.
Selanjutnya pengumuman 15 seniman terpilih pada 23-25 Juli 2022, dan malam penghargaan dan pameran pada 12 Agustus-18 September 2022. Selain itu mereka harus berjuang semaksimal mungkin untuk bersaing dengan 114 karya lain. BaCAA sendiri memilih 3 pemenang utama dengan karya terbaik dan mengganjar dengan hadiah tak hanya uang tunai dan art trip, tetapi juga residensi (pertukaran seniman) internasional dengan Center Intermondes, La Rochelle, Perancis.
“Jadi di BaCAA tahun ini itu memang ada 3 pemenang, tetapi sebenarnya dari ketiga pemenang utama itu setara, tidak ada juara 1,2, atau 3, tetapi dengan hadiah yang berbeda-beda, ada yang uang tunai 100 Juta, ada yang Art Trip, dan ada juga pertukaran seniman internasional,” bebernya.
Komunitas Perempuan Pengkaji Seni sendiri merupakan sebuah komunitas bagi para perempuan yang berfokus pada pengkajian seni, komunitas ini di didirikan oleh Shalihah Ramadhanita yang merupakan alumni prodi S-1 Seni Rupa Murni Unesa 2016.
Sementara BaCAA merupakan sebuah event penghargaan seni diselenggarakan oleh ArtSociates dan Lawangwangi Creative Space yang bertujuan merangsang perkembangan seni rupa di Indonesia dan memberikan penghargaan kepada seniman-seniman muda Indonesia di bawah 35 tahun.
Berbeda dengan kompetisi seni lain, BaCAA memberikan penghargaan dan terbuka pada berbagai kategori karya seni (seni kontemporer) mulai dari karya-karya new media, video, performans, instalasi, hingga seni konseptual yang nir-objek dan ephemeral. (Humas UNESA).
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
foto : Dokumentasi foto Shalihah