12 August 2020


Unesa.ac.id, Surabaya-Pusat HaKI dan Publikasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya mengadakan webinar Workshop Penulisan Artikel Ilmiah Seri 1 pada Rabu (12/8).
Webinar yang dipandu oleh Tsuroiyah, S.S, M. A itu menghadirkan dua narasumber yakni Dr. Eng. Asep Bayu Dani Nandiyanto, S.T, M.Eng, dosen di Departemen Kimia UPI dan Dra. Pratiwi Retnaningdyah, M.Hum., M.A., Ph.D., Dosen Bahasa dan Sastra Inggris Unesa.
Asep Bayu, yang juga editor in chief Indonesia Journal of Science and Technologi sejak 2016 itu memaparkan mengenai bagimana penulisan karya ilmiah, terutama di bidang sains dan teknologi. Mengawali paparannya terkait Introduction for Scientific Publication, Asep menyampaikan bahwa menulis dan mempublikasikan karya memiliki banyak manfaat. Di antaranya,melalui tulisan itu, orang akan mengenal kepakaran seseorang.
Selain itu, dengan menulis dan mempublikasikan, seseorang bisa menjaga pencurian hak intelektual dan dapat memajukan sains. Sementara terkait dengan publikasi ini sangat penting karena terkait dengan perangkingan universitas.
Pada kesempatan itu, Asep Bayu juga menjelaskan mengenai struktur proses review. Ia mengatakan bahwa proses dari penuliske editor dan reviewer hingga dipublikasikan membutuhkan waktu yang lama. Paling cepat 4 bulan, paling lama 8 sampai 1 tahun.
“Oleh karena itu, para penulis harus sabar untuk menunggu karena memang prosesnya cukup lama,” terangnya.
Lebih jauh, alumni S2 di Jepang itu menjelaskan bahwa para reviewer biasanya akan melakukan review terhadap beberapa hal. Di antaranya, posisi padanan gambar dan table dalam tulisan, introduction harus ada tujuan dan referensi, conclusion harus ditulis sesingkat-singkatnya, hasil wajib menjelaskan tabel dan gambar, dan pada bagian diskusi wajib ada analisa dan referensi pembanding.
Sementara itu, Pratiwi Retnaningdyah lebih banyak mengupas mengenai penulisan dan publikasi ilmiah dalam bidang sosial dan humaniora. Ia mengatakan, sebenarnya secara struktur penulisan, tidak jauh berbeda dengan penulisan ilmiah bidang sains dan teknologi.
Pratiwi menjelaskan manuskrip di bidang sosial dan humaniora memiliki beberapa jenis, yakni expository, analytical, dan argumentative. Ia juga menjelaskan bahwa ada perbedaan mindset antara orang Barat dan orang Timur seperti Indonesia.
Menurut Tiwik, demikian panggilan akrabnya, mindset orang Barat cenderung linear alias to the point. Hal ini berbeda dengan mindset orang Indonesia yang kebanyakan berpikir secara sircular alias muter-muter.
“Perbedaan mindset itu, juga berpengaruh terhadap hasil karya penulisan yang cenderung lebih sircular,” terangnya.
Pada kesempatan itu, pegiat Studi Literasi Unesa itu menyarankan kepada para mahasiswa, khususnya agar ketika hendak membuat karya tulis ilmiah, harus dipastikan dulu termasuk dalam bidang apa tulisan yang akan dibuatnya.
Webinar Workshop Penulisan Artikel Ilmiah Seri I itu diikuti oleh dosen dan mahasiswa melalui aplikasi zoom meeting dan chanel youtube official unesa. Webinar dibuka oleh Ketua LPPM, Prof. Dr. Darni, M.Hum. (sir)