06 March 2020


Unesa.ac.id – Surabaya, Universitas Negeri Surabaya saat ini serius dalam memfasilitasi dan mendukung hingga mengantarkan dosen muda untuk melanjutkan studi doktoral S3 ke luar negeri. Demi melancarkan tujuan tersebut, Unesa melakukan kerja sama dengan Indonesia-Taiwan Education Center in Surabaya atau yang disingkat TECSID. Untuk lebih memahami arah dari kerja sama tersebut, maka diadakanlah sosialisasi beasiswa untuk melanjutkan studi di Taiwan yang dihadiri beberapa dosen muda selingkung Unesa di Ruang Rapat, Gedung Rektorat lantai 8, (05/03).
Manager TESCID, Primasari Cahya Wardhani, M.Sc., dalam presentasinya memaparkan jika Taiwan merupakan salah satu negara yang membuka program internasional serta negara yang ramah pelajar. Selain itu, biaya hidup, baik untuk makan, tempat tinggal, dan transportasi cukup terjangkau. Terlebih, saat ini universitas di Taiwan sedang giat-giatnya merekrut mahasiswa Indonesia untuk studi disana. Primasari juga memaparkan beberapa jenis beasiswa doktoral yang dapat di apply oleh dosen-dosen muda di Unesa, serta cara pendaftarannya. “Masing-masing mempunyai persyaratan yang tidak jauh berbeda, dan pastinya uang saku yang didapat juga tidak sama,” kata Primasari.
Senada dengan Primasari, Miftakhul Jannatin, narasumber sekaligus penerima beasiswa di National Chiao Tung University menyatakan kehidupan di Taiwan sangat terjangkau dan uang saku yang didapat setiap semester pun lumayan. Hal itu bergantung pada gaya hidup masing-masing individu, kota yang ditinggali, dan beasiswa yang diterima. “Di kampus saya ini juga ada masjid yang biasanya digunakan sholat Jumat mahasiswa muslim, ada juga kantin vegetarian, jadi untuk mahasiswa muslim tidak perlu khawatir lagi,” ujar Ketua PPI Hsinchu ini.
Sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama, Dr. Sujarwanto, M.Pd., memang telah mendorong dosen-dosen muda Unesa agar segera melanjutkan studinya ke luar negeri. Menurut Sujarwanto, dengan melakukan kuliah di luar negeri, maka Unesa mempunyai jaringan internasional dan dikenal secara global melalui para alumni yang lanjut studi di luar negeri. “Maka dari itu, dosen-dosen muda harus pandai-pandai memanfaatkan peluang beasiswa di luar negeri,“ tuturnya. (meds/hasna/ay)