30 January 2020


Unesa.ac.id, Surabaya - Sepuluh mahasiswa Unesa yang menerima beasiswa untuk menempuh pendidikan Bahasa Mandarin di Wuhan, China kini masih diisolasi. Untuk itu, Unesa mengundang keluarga mahasiswa tersebut untuk bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa, Rabu (29/1). Bertempat di Gedung Grahadi, para orang tua bertemu Gubernur dalam rangka meminta penjelasan nasib anak-anak mereka yang diisolir di China.
Berbagai keluhan diwarnai isak tangis dilontarkan para orang tua mahasiswa kepada Gubernur. Rata-rata yang dikeluhkan orang tua mahasiswa ini sama, yakni memohon agar anak mereka bisa segera pulang atau evakuasi secepatnya.
Seperti yang sampaikan oleh Husnika, salah satu keluarga mahasiswa dari Unesa.Ia mengkhawatirkan logistik di sana (Wuhan,China) sudah semakin menipis. Ia sangat berharap agar pemerintah bisa bergerak cepat untuk mengevakuasi mereka.
“Saya minta tolong kepada pemerintah agar segera memulangkan anak-anak kami. Supaya kami para orang tua tidak khawatir,” ucapnya.
Hal serupa juga dialami oleh Subandi, salah satu dosen Unesa yang anaknya tengah menempuh pendidiakn di Central China Normal University (CCNU), Wuhan, China. Ia tak putus-putusnya untuk terus menjalin komunikasi dengan anaknya tentang kondisi terkini di Wuhan. “Kalau mereka masih tampak tertawa saat di video, kami tahu, itu supaya orang tuanya tidak terlalu khawatir,” kata Subandi.yang tak kuasa menahan air matanya.
Sementara itu, Gubernur mengatakan jika pihaknya belum dapat memberikan kepastian waktu kapan para mahasiswa bisa dievakuasi. Sebab koordinasi tengah dilakukan oleh Kementrian Luar Negeri. Setelah informasi sudah diterima pihak Kementrian Luar Negeri, maka selanjutnya akan melakukan finalisasi guna upaya evakuasi.
“Saya tidak bisa mengatakan kapan, tapi saat ini kami terus melakukan koordinasi dengan Kementrian Luar Negeri, dan mereka saat ini sedang melakukan finalisasi upaya evakuasi,” ujar Khofifah.
Gubernur Jatim juga ingin sebelum ada mahasiswa yang terkena dampak virus corona, harus segera dilakukan evakuasi. Selain itu, Khofifah juga meyakinkan para orang tua bahwa logistik mahasiswa di sana dipastikan aman.
“kami berikhtiar terus dengan Bu Menlu dan pihak KBRI. Memang toko di sana banyak yang tutup, kami mengupayakan logistik tetap terpenuhi sebelum proses evakuasi,” imbuhnya.
Vinda Maya selaku perwakilan dari Humas Unesa terus melakukan komunikasi dengan para mahasiswa yang tengah diisolir. Ia menambahkan saat ini kondisi mereka dalam keadaan baik dan sehat, ia mengakui Unesa terus mengirimkan segala bentuk dana bantuan untuk mereka agar logistik terus tercukupi.
“Para mahasiswa sempat mengeluhkan kebutuhan logistic. Jadi untuk sementara pak Rektor telah mengirimkan bantuan sebesar Rp. 25 juta untuk 10 mahasiswa,” paparnya saat diwawancara oleh awak media. (Suryo/why)