06 November 2019


Selasa (05/11), Pasca Sarjana Unesa gelar Seminar Sastra dengan mengangkat tema “Kedudukan Pramoedya Ananta Toer dalam Globalisasi Sastra Indonesia”. Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Continuing Progam Development (CPD) lantai 1 Kampus Unesa Lidah Wetan ini mendatangkan narasumber langsung dari Korea, Prof. Koh Yung Hun. Koh Yung Hun sendiri merupakan indonesianis berkebangsaan Korea yang menggeluti sastra Indonesia (Sasindo), khususnya karya-karya dari Pramoedya Ananta Toer. Guru Besar Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) Korea, Seoul, Korea Selatan ini bahkan telah melakukan kajian tentang penulis “Bumi Manusia” saat beliau melakukan studi Strata 2 (S-2) di HUFS.
Kegiatan yang dibuka oleh Dr. Suhartono, M.Pd., dan dimoderatori oleh Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd., ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan akademik dan apresiasi terhadap Sastra Indonesia, dalam hal ini berkaitan dengan karya dari Pramoedya Ananta Toer.
Dalam penyampaiannya, Koh Yung Hun banyak bercerita terkait ketertarikannya terhadap Sasindo, khususnya karya-karya dari Pram. Beliau juga mengungkapkan jika di Korea, jurusan Bahasa Indonesia sangat diminati. Koh Yung Hun juga mengungkapkan, “Kalau mau mempromosikan Sasindo, perlu mempromosikan Indonesia dulu.”
Tidak bisa dipungkiri jika proses globalisasi bisa saja mengaburkan sejarah bangsa, sehingga ikatan dalam sebuah bangsa akan mengalami kerenggangan. Namun hal tersebut agaknya berbeda jika kita berbicara terkait sastra, sejarah, dan karya yang dihasilkan oleh Pramoedya Ananta Toer, karena kita semua juga tahu jika karya yang dihasilkan oleh Pram merupakan karya yang berkaca dari realita yang ada di kehidupan sekitar. Menanggapi hal tersebut, Suhartono juga berpendapat, “Panel sastra lebih menarik jika dikaitkan dengan realita.” (ay)