04 November 2019


Unesa.ac.id, Surabaya - Mahasiswa menjadi peran penting dalam memajukan pendidikan yang ada di Indonesia. Peranan ini sangat berarti untuk menunjukkan identitas diri bangsa dalam kancah internasional. Untuk itu peran lembaga mejadi lebih penting dalam mendukung kegiatan yang menjunjung nilai pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, BEM Fakultas Ilmu Pendidikan mengadakan Talkshow Pendidikan Nasional dengan mengusung tema Generasi Milenial sebagai Pemeran Pendidikan dalam Kontestasi Global, Jumat (1/11), di auditorium O5 lantai 3. Total peserta yang hadir sebanyak 455 orang yang berasal dari Unesa dan beberapa kampus di Surabaya.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FIP, Heryanto Susilo, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya mengatakan lembaga dalam hal ini FIP memberi kebebasan secara positif untuk menggelar kegiatan yang bersifat akademik dan non akademik dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia khususnya di kalangan mahasiswa.
“Kegiatan positif di kalangan mahasiswa harus kami dukung penuh, apalagi menyangkut dinamika pendidikan. Untuk itu mereka para mahasiswa dapat sadar bagaimana perkembangan pendidikan di era ini. Sehingga dapat bermanfaat pada dirinya dalam pengembangan kepribadian dan pengembangan kompetensi,” ujar Heryanto.
Pemateri yang diundang dalam talkshow pendidikan nasional ini merupakan orang hebat dalam bidang pendidikan dan memiliki sejuta pengalaman dalam meraih kesuksesan. Diantaranya terdapat Anjas Pramono Sukamto merupakan akademisi dari Universitas Brawijaya, Nurchayanti, S. Psi., M. A., Ph. D merupakan dosen Jurusan Psikologi Unesa, dan Javas Afrizal Pratama, S. Pd., merupakan international education counselor at Loekito Educational Group, serta keynote Speaker Dr. Emil Elestianto Dardak, M. Sc, namun berhalangan hadir tetapi acara tetap berlangsung menarik.
Nurchayanti dalam hal ini membeberkan tips untuk bisa melanjutkan studi di luar negeri. Menurutnya yang paling utama adalah kepercayaan diri serta fokus dalam bidang keilmuan. “Anda harus memiliki komitmen serta tujuan akhir dalam studi anda. Jangan lupa percaya diri perlu ditingkatkan serta bidang keilmuan kompetensinya harus dikembangkan,” ungkapnya.
Sementara itu Javas menceritakan pendidikannya pada saat di Luar negeri. Sebagai bahan pengetahuan Javas memberi gambran bagaimana situasi pendidikan kini di luar negeri. "Studi di sana lebih fleksibel. Materi yang diberikan dapat diunduh di rumah. Ketika dalam kelas mahasiswa sudah paham dengan materi yang telah diberikan jika ada masalah dapat dipertanyakan,” ungkap Javas.
Pemteri selanjutnya ialah Anjas. Ia merupakan mahasiswa yang memperoleh beasiswa ke luar negeri. Namun dengan keterbatasan fisik Anjas memiliki daya juang yang tinggi untuk bisa setara dengan mahasiswa normal lainnya. Selain itu Anjas memberikan motivasi kepada para peserta untuk meningkatkan rasa optimisnya dalam meraih segala macam sesuatunya.
"Motivasi saya adalah orang tua. Saya memiliki keterbatasan fisik namun ini tidak jadi kendala semuanya. Untuk semua peserta yang memiliki fisik sempurna mari kita bersama-sama mengukir prestasi dalam kemajuan pendidikan di Indonesia,” tegasnya. (esti/nov/why)