12 September 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA–Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi tuan rumah The 3rd International Conference on Cultural Studies and Applied Linguistics (The 3rd ICCSAL) pada Sabtu, 10 September 2022. Konferensi ini sebelumnya dikenal sebagai Social Sciences, Humanities and Education Conference (SoSHEC).
Tujuan konferensi ini yaitu untuk menyediakan platform bagi para peneliti di seluruh dunia untuk mempresentasikan hasil penelitian yang sedang berlangsung atau yang telah selesai di bidang studi budaya dan linguistik. Tahun ini, tema yang diangkat yaitu “Critical Issues in Languages, arts, Cultures, and Social Sciences; Direction, Policy, and Practice in Post Pandemic Era”.
Kegiatan yang dikemas dalam sesi pleno dan individu online ini membahas dan menyoroti topik atau isu mutakhir. Setidaknya ada 15 topik yang diangkat, di antaranya terkait, praktik reflektif dalam proses pembuatan karya seni, kebijakan budaya dan masyarakat, film, media, dan transformasi budaya, literasi kritis dan praktik sosial transformatif dan pendidikan yang responsif secara budaya dan anti-bias.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.P.d menyebutkan bahwa konferensi internasional ini merupakan komitmen UNESA untuk mendorong akademisi dan fakultas untuk bertukar pikiran, riset, inovasi dan memperkuat kolaborasi lintas perguruan tinggi dunia. Selain itu, memberi ruang terhadap penelitian dan praktisi kampus guna menangkap wawasan baru dan menginspirasi arah penelitian yang baru ke depan.
Situasi pascapandemi, lanjutnya, punya relevansi untuk memperluas jaringan antar lembaga untuk memperkuat kolaborasi pendidikan. Ini sejalan dengan rencana UNESA pada 2025 yang ingin menjadi kampus pengajar yang diakui dalam rangka meningkatkan kontribusi akademisi untuk membangun pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan kemanusiaan.
Ketua pelaksana ICCSAL, Didik Nurhadi, M.Pd., M.A., Ph.d., mengaku bahwa tahun ini merupakan kali ketiga UNESA menyelenggarakan konferensi ICCSAL menyusul kesuksesannya di tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini ICCSAL berfokus untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas karya tulis ilmiah maupun makalah tentang perkembangan studi budaya dan linguistik.
Dia berharap mahasiswa selalu peka terhadap isu kritis sehingga mampu menjadi bekal dalam penelitian karya ilmiah. Skill dan pemahaman tentang linguistik juga tak kalah penting, sebab penelitian linguistik yang baik adalah yang mampu melahirkan inovasi baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Selain itu, Prof. Dr. Yahya Bin Don (Universiti Utara Malaysia) memaparkan tentang ‘Learning Experience in the Post Pandemic Era Through Infographics Arts’. Tujuan dari metode tersebut adalah mengajak siswa untuk lebih menghargai lingkungan seni, memiliki standar seni di setiap pelajaran infografis, serta membangun support system yang baik antara pengajar dan yang diajar.
Menurutnya metode pembelajaran yang terjadi pasca pandemi akan sangat menarik jika dilakukan dengan menggunakan media seni seperti infografis. Kelebihan yang didapat dari metode tersebut antara lain mudah dipahami, menarik perhatian, dan dapat di desain bebas.
Dosen Desain Grafis UNESA, Dr. Djuli Djatiprambudi, M.Sn., menyoroti perkembangan pola pikir terhadap seni budaya. Menurutnya seni rupa kontemporer telah memasuki tahap yang sangat menarik dalam satu dekade terakhir.
Tahap revolusioner ini mendorong operasi pasar seni global yang lebih masif, dan pengaruh seni rupa global di satu sisi memunculkan gejala homogenitas dalam berbagai bentuk ekspresi hibriditas-estetik tanpa mengenal batas-batas primordial.
Dengan demikian seni kontemporer mendorong penguatan infrastruktur pasar seni rupa dengan jaringan global dan kekuatan modal, yang dimana pada abad 21 secara linier telah melahirkan seni rupa global dan telah mendorong terjadinya pergeseran paradigma seni budaya secara umum.
Selain dua pakar tersebut, juga hadir dua pembicara kunci lainnya seperti Prof. Dr. Kim Soo-II, Pukyong National University, Korea dan Anis Sundusiyah, Ph.D., University of Pittsburgh, USA. [HUMAS UNESA]
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*