14 May 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-58 Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Labschool Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan seminar dengan tema “Labschool Unesa Menyongsong Merdeka Belajar” secara hybrid pada Jumat, 13 Mei 2022 di Auditorium Gedung LPPP, Lidah Wetan, Surabaya. Kegiatan itu diikuti oleh seluruh pimpinan sekolah, tenaga pengajar, dan tenaga kependidikan.
Dr. Suhartono, M.Pd., selaku Kaprodi S-3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi pemateri pada siang hari itu. Ia menyampaikan gagasannya mengenai bagaimana sikap seorang pendidik dalam menyikapi pembelajaran yang sudah ‘dimerdekakan’ lewat berbagai kebijakan belakangan ini.
Menurutnya, merdeka belajar adalah panggung bagi pelajar dalam menampilkan ekspresi terbaik yang mereka miliki. Oleh sebab itu para pendidik haruslah memiliki bekal yang cukup untuk mengawal para siswa dan siswi dalam mencari ekspresi terbaik mereka. “Sekolah bisa melaksanakan sistem pembelajaran semerdeka-merdekanya. Namun, tetap dalam rangka yang positif,” ucap Suhartono.
Setelah diteliti ulang, lanjutnya, merdeka belajar bukanlah pembelajaran yang sepenuhnya membebaskan pelajar dalam melakukan kegiatan belajar yang seenak-enaknya. Namun tetap dalam pantauan pengajar dengan tujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul, khususnya dalam bidang literasi dan numerasi.
“Di era digitalisasi yang sudah merajalela saat ini diharapkan tidak membuat lengah para pelajar. Ini pekerjaan rumah bagi Labschool UNESA ke depannya untuk mengawal siswa dan siswi dalam mewujudkan sekolah yang bertaraf internasional,” paparnya.
Menuju Labschool bertaraf global, tentu ada beberapa yang harus diperhatikan, di antaranya kualitas belajar dan pembelajaran, inovasi dan kualitas pendidik. Era digital ini menuntut transformasi besar-besaran, termasuk dalam sistem belajar dan pembelajaran. Guru dituntut upgrade kemampuan secara berkala. Mereka tidak hanya dituntut untuk memiliki kompetensi; pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Namun, juga harus kreatif, adaptif dan inovatif. [Humas Unesa]
Penulis: Amalia
Editor: @zam*