09 July 2024


Mahasiswa Australia Barat belajar bermain gamelan di UNESA Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya
Unesa.ac.id., SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyambut kedatangan 28 mahasiswa dari Australia Barat dalam program Western Australia and East Java Universities Consortium (WAEJUC) di Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya pada, Senin, 9 Juli 2024.
WAEJUC merupakan program pertukaran mahasiswa kerja sama pemerintah Jawa Timur dengan Pemerintah Australia Barat sejak tahun 2017. Di tahun ini, para peserta berkesempatan mengunjungi sepuluh universitas di Jawa Timur dan UNESA satu diantaranya.
Asrori, S.S., M.Pd., Kasubdit Urusan Internasional UNESA, menyambut kedatangan para peserta yang notabenenya adalah mahasiswa dari luar negeri. Dia berharap agar kunjungan ini tidak hanya menjadi ajang bertukar budaya, tetapi juga memperluas jaringan kolaborasi akademik antarnegara.
Mahasiswa Australia Barat terpukau dengan keberagaman alat musik tradisional Indonesia, salah satunya gamelan. Menurut mereka, bentuk dan suaranya unik.
“Selama di sini, teman-teman akan mengenal bagaimana mahasiswa disabilitas belajar di UNESA. Selain itu ada pelatihan BIPA, yang mana nanti teman-teman akan mengetahui bagaimana mudahnya belajar bahasa Indonesia. Juga belajar memainkan alat musik tradisional Jawa,” sambutnya.
Salah satu peserta dari University of Notre Dame Australia, Paige Littlefair, menyampaikan antusiasnya mengikuti program ini. Dia mengatakan bahwa dia sangat menikmati belajar terkait program dan layanan disabilitas yang ada di UNESA.
Mahasiswa internasional tersebut juga mengikuti kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) UNESA.
“Di beberapa universitas yang pernah saya kunjungi, akses bagi penyandang disabilitas masih sulit dijangkau, tapi di sini berbeda, cukup menarik,” ujarnya.
Mendapatkan bimbingan dari Acep Ovel Novari Beny, M.Pd. dari Direktorat Disabilitas Kampus Rumah Para Juara, mereka belajar mengenai Supporting Inclusion in Daily Basis yaitu belajar Sign Language, mengetahui tentang Autism Center dan teknologi yang membantu penyandang disabilitas dalam berkegiatan.
Didampingi tim UNESA, mahasiswa Australia Barat tampak senang mempelajari seni dan budaya di UNESA.
Setelah mengeksplor dan belajar mengenai dunia disabilitas, mereka melanjutkan kegiatan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Di sana, mereka berkesempatan untuk belajar bahasa Indonesia dalam program BIPA. Selain itu, mereka juga belajar memainkan alat musik tradisional Jawa, gamelan.
Liam Kearon, mahasiswa Curtin University mengungkapkan rasa senangnya bisa menjalani kegiatan ini di UNESA. Liam mengaku belajar banyak hal baru di sini dan mengenal lebih jauh budaya Indonesia.
“Saya senang karena meski kami di sini hanya dua minggu, tapi sudah tahu cukup banyak hal. Saya suka melihat kampus-kampus yang ada di sini (Jawa Timur), bangunan tua dan orang-orang di sini, itu semua menarik bagi saya,” tutupnya.[]
***
Penulis: Putri Af, Joy Nathanael, Fatimah Najmus Shofa
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas UNESA