02 November 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Sebanyak 513 mahasiswa program sarjana Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya pada Yudisium berhasil merampungkan studi. Mereka mengikuti yudisium ke-102 FBS pada Selasa, 02 November 2021. Yudisium yang dihelat secara daring itu mengusung tema "Lulusan yang Tangguh, Inovatif dan Adaptif Siap Menyongsong Masa Depan di Era Disrupsi Teknologi”.
Dekan FBS, Dr. Trisakti, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pencapaian para yudisiawan hingga titik ini memiliki makna yang dalam bagi mahasiswa dan orang tua. Menurutnya, kelulusan pada masa pandemi merupakan bentuk ketangguhan dalam menghadapi situasi dan kondisi yang tidak terbayangkan sebelumnya. "Ketangguhan ini harus tetap ada dalam diri setiap yudisiawan untuk menghadapi berbagai tantangan hidup dalam kehidupan masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut, Trisakti mengatakan selain mental tangguh, yang juga harus dimiliki yaitu sikap inovatif dan adaptif dalam mengaruhi perubahan zaman yang semakin pesat. "Perubahan yang terjadi di era disrupsi tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kita semua termasuk yudisiawan, melalui inovasi dan kolaborasi perkembangan ilmu dan teknologi diharapkan saudara (yudisiawan, red) dapat beradaptasi di segala kondisi dan situasi untuk menyongsong masa depan yang maju dan sukses," tuturnya.
Ia berpesan kepada lulusan agar selalu ingat dan peduli pada alamamater UNESA. "Kontribusi saudara untuk memajukan almamater senantiasa kami tunggu, jadilah alumni yang selalu peduli dengan kemajuan prodi khususnya dan UNESA pada umumnya. Sekali lagi kami ucapkan selamat atas kesuksesan yang saudara raih, semoga senantiasa diberi kemudahan untuk meraih kesuksesan lainnya," tutupnya.
Acara dilanjutkan dengan memberi penghargaan kepada yudisiawan yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Hal ini ditandai dengan predikat terbaik dan tertinggi dalam kategori indeks prestasi kumulatif (IPK) dan kategori sistem penilaian nonakademik (Sipena).
Hanidar Fejri Diagusty dari Pendidikan Sendratasik berhasil meraih IPK tertinggi 3,9 dengan predikat pujian. Ia juga mendapat kesempatan menjadi perwakilan yudisiawan untuk memberikan sambutan. Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen yang selalu sabar dan tanpa lelah senantiasa membimbing, mendidik dan mendampingi selama perkuliahan. "Tiada balasan yang terbaik selain ucapan terima kasih untuk Bapak/ibu dosen, semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat untuk kehidupan kita semua," ucapnya.
Selanjutnya yaitu oleh Luth Indiyana dari Seni Musik berhasil meraih IPK 3,88 dan disusul Johanes Yongky Pratama dari Seni Musik dengan IPK 3,87. Sementara itu, nilai Sipena tertinggi jatuh kepada Prahoro Yudo Purwono dari prodi Sastra Jerman dengan perolehan nilai sebesar 6.460. Dilanjutkan Weni Puji Lestari dari Pendidikan Bahasa Jerman dengan nilai 3.595 dan Heny Nursela Kurniawati dari Pendidikan Bahasa Inggris dengan perolehan nilai 2.350. (meds/zam*)