18 June 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Sebagai percontohan kampus inklusi di Indonesia, Universitas Negeri Surabaya tak henti-hentinya berinovasi dan menyelenggarakan kegiatan yang mengarah pada peningkatan kualitas aksesibilitas penyandang disabilitas dalam berbagai bidang. Terbaru, kampus “Growing with Character” itu menggelar webinar “Aksesibilitas Fasilitas Kesehatan yang Ramah Disabilitas” secara daring, Jumat (17/06/2022).
Webinar tersebut menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten pada bidangnya yaitu Dr. Mochamad Nursalim, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA, Agus Mashud S. Asngari, Presiden Direktur Pertamina Foundation, Iis Hendro Gunawan, SH., MM., Ketua DWP Kota Surabaya, Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., Ketua PSLD Unesa serta Guru Besar di Bidang Pendidikan Inklusi, Onny Fransinata Anggara, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Dosen Psikologi UNESA yang juga merupakan anggota pusat layanan psikologi humaniora Kota Probolinggo, dan dr. Dede Kurniawati, Kepala Puskesmas Jenu, Tuban.
Mengawali kegiatan webinar, Drs. Mochamad Nursalim, M.Si. menyampaikan UNESA merupakan kampus perguruan tinggi negeri yang memiliki tiga unggulan, satu di antaranya bidang disabilitas yang dibuktikan dengan diterimanya penghargaan dari kementerian pendidikan sebagai kampus ramah disabilitas pada 2013. “Sehingga sejalan dengan unggulan tersebut, UNESA telah membuat kebijakan khusus terkait kaum disabilitas” ujarnya.
Agus Mashud S. Asngari memaparkan, berkembangnya teknologi yang pesat juga berdampak pada berkembangnya fasilitas kesehatan bagi penyandang disabilitas. Ia mengapresiasi UNESA yang menjadi contoh atas terciptanya beberapa program pada kaum disabilitas. “Kita berikan apresiasi kepada UNESA yang berkomitmen buat teman kita difabel untuk senantiasa berikan kepedulian terhadap mereka,” lanjutnya.
Iis Hendro Gunawan, SH., MM., menjelaskan pemerintah juga telah mengembangkan inovasi dan program terkait aksesibilitas layanan publik di Kota Surabaya seperti transportasi umum dan beberapa fasilitas penunjang lain yang terintegrasi dan ramah disabilitas guna membantu kebutuhan dasar mereka secara mandiri.
“Dan alhamdulillah dengan peran UNESA dan Pertamina Foundation dapat terwujudkan fasilitas Kesehatan yang ramah disabilitas, (sehingga) sangatlah perlu kita apresiasi tentang adanya fasilitas layanan umum tanpa adanya diskriminasi,” terangnya.
Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd. memaparkan, kemajuan teknologi membuat media dan layanan informasi sangat mudah diakses oleh para kaum disabilitas salah satunya pada penderita tunanetra yang sudah dapat mengakses media sosial. “Kedepannya terkait fasilitas sosial maupun fisik yang ada di lingkungan kita, akan menjadi bahan pemikiran bersama agar teman-teman disabilitas mendapat kemudahan dalam beraktivitas,” Ujarnya
Onny Fransinata Anggara, S.Psi., M.Psi., Psikolog menjelaskan bahwa sekitar 2,8 juta penduduk Indonesia menyandang disabilitas dengan berbagai jenis sehingga mendorong seluruh elemen bangsa untuk dapat membersamai mereka dengan perlakuan secara khusus. “Hal ini dikarenakan kaum disabilitas memiliki banyak dimensi, salah satunya pada psikologis yang dalam penerapannya mereka memiliki potensi akan mengalami gangguan psikologis sehingga akan mengganggu kinerja mereka,” terangnya.
Pada sesi akhir, dr. Dede Kurniawati menjelaskan tentang penerapan aksesibilitas pada kaum disabilitas pada layanan kesehatan di Puskesmas Jenu, Tuban. Beliau menjelaskan pada pemberian fasilitas aksesibilitas tidak bisa berfokus pada beberapa jenis disabilitas tertentu, tetapi juga jenis disabilitas lainnya sehingga para penyandang disabilitas apapun jenisnya dapat mengakses fasilitas yang tersedia secara mandiri.
Selain webinar, pada kesempatan itu juga terdapat sesi layanan identifikasi dan bimbingan teknis bagi anak low vision untuk mewujudkan agen perubahan yang cakap, terampil, inklusif dan profesional. #UNESASatuLangkahDiDepan [HUMAS UNESA]
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Al’asyiah