24 October 2021


SURABAYA-Salah satu tujuan Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah untuk menciptakan suasana belajar dan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan dan bermakna. Namun, di lapangan, suasana belajar yang demikian belum terwujud, salah satunya disebabkan karena faktor kemampuan kepala sekolah (kepsek) dalam hal instrumen supervisi akademik.
Guna meningkatkan kemampuan kepsek dalam menyusun dan melaksanakan supervisi akademik, tim dosen S-3 Manajemen Pendidikan, Pascasarjana UNESA mengadakan Pelatihan Penyusunan Instrumen Supervisi Akademik Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi kepada Kepala SMP Negeri di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur pada awal Oktober 2021.
Pelatihan tersebut diadakan dalam bentuk luar jaringan (luring) dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Karena itu juga, peserta yang hadir hanya dibatasi sekitar 17 kepsek saja. Pada kesempatan itu, peserta diajak untuk memperdalam wawasan tentang pembelajaran berdiferensiasi dan manfaatnya dalam menerapkan pembelajaran serta membangun kesadaran tentang fungsi supervisor kepala sekolah yang dapat mendukung terlaksananya pembelajaran berdiferensiasi yang berkualitas di sekolah.
Dr. Nunuk Hariyati, M.Pd ketua pelaksana menyatakan bahwa pelatihan tersebut sebagai upaya memaksimalkan impementasi MBKM di sekolah-sekolah. Menurutnya, tuntutan kepala sekolah saat ini memang tidak semakin gampang. Karena itu, kepsek harus selalu mengupgrade pemahaman, kemampuan dan seluruh aspek kompetensinya secara berkala.
Tugas itu tidak hanya dibebankan para kepala sekolah, tetapi juga perlu peran penting dari berbagai pihak. UNESA sebagai kampus LPTK juga bertanggung jawab dalam hal itu. “Karena itu, kami adakan pelatihan ini untuk para guru agar dapat menyusun dan melaksanakan istrumen supervisi akademik di sekolah,” ujarnya.
Selain itu, pelatihan tersebut juga diarahkan untuk melatih kepsek dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang berbeda dari biasanya, lebih inovatif dan variatif. Pembelajaran yang demikian sangatlah penting, selain tidak membosankan, juga bisa memotivasi peserta didik. “Kepsek nanti biasa berbagi pemahamannya kepada para gurunya. Semakin banyak kejutan yang menarik dalam suasana belajar, semakin aktif dan hidup suasana belajarnya,” kata Kaprodi S-3 Manajemen Pendidikan UNESA itu.
Ia berharap, dengan pelatihan itu dapat meningkatkan kompetensi para kepala sekolah di daerah dan mendorong terciptanya suasana belajar dan pembelajaran yang berkualitas. Selain itu juga dapat mendukung terlaksananya pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SGDs) di daerah.
Kegiatan yang merupakan bagian dari PKM itu melibatkan para ahli supervisi pendidikan, substansi inti dan eksistensi manajemen pendidikan sebagai pemateri dari kalangan dosen S-1 hingga S-3 Manajemen Pendidikan UNESA. Mereka adalah Dr. Nunuk Hariyati, M.Pd Ketua PKM, Dr. Karwanto, M.Pd., Dr. Amrozi Khamidi, M.Pd., dan Ainur Rifqi, M.Pd sebagai anggota. [Humas UNESA]