28 June 2021


Unesa.ac.id, Surabaya–Pusat Penguatan Karakter dan Bimbingan Konseling (P2KBK) UNESA mengadakan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Tim Bimbingan Konseling dan Pembimbing Sebaya UNESA 2021 pada Minggu, (27/6/2021). Pelatihan tersebut dilaksanakan secara daring yang diikuti sekitar 35 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
Adapun pemateri yang dihadirkan pada kesempatan itu yakni Danang Baskoro, M.Psi dan Lucky Abrori,M.Psi. Turut hadir pula Dr. Miftahul Jannah, M.Psi selaku Ketua Pusat Pengembangan Karakter UNESA, Dr. Himawan wismanadi, M.Pd Sekretaris LP3 UNESA serta Tim Adhoc dan Pembimbing Sebaya.
Dalam sambutannya, Miftahul Jannah mengatakan bahwa ada beberapa program yang dirancang untuk meningkatkan layanan mahasiswa yang membutuhkan dukungan secara mental. Salah satu program tersebut yakni podcast. Itu upaya untuk selangkah lebih dekat dengan mahasiswa. “Para tim BK dan Sebaya Unesa nanti dilatih skill konselingnya,” ujarnya. “Dalam konseling, selain menggunakan metode konvensional model face to face, juga akan dilakukan konseling berbasis online,“ tambahnya.
Sementara itu, Himawan Wismanadi sendiri menjelaskan bahwa Tim BK UNESA adalah dosen perwakilan setiap fakultas yang bertugas sebagai co-counssellor yang melakukan koordinasi dalam memberikan bantuan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa dalam mencapai perkembangan optimal. Sementara tim Bimbingan Sebaya adalah mahasiswa perwakilan setiap fakultas yang juga bertugas sebagai co-counssellor; memberikan bantuan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa dalam mencapai perkembangan optimal.
Ia melanjutkan bahwa tim tersebut sebagai upaya antisipasi dan mengatasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa, seperti turunnya motivasi belajar, bosan, jenuh, dan terlalu sibuk dengan bermedia sosial maupun bermain game online. “Tugas tim itu nanti ya membantu mahasiswa untuk bisa fokus belajar dan bisa meningkatkan kemampuan belajar dan mengembangkan diri secara maksimal,“ tuturnya.
Lucky Abrori pada kesempatan itu memaparkan bahwa generasi Z (Gen Z) dan milenial merupakan generasi dominan di Indonesia saat ini. Gen Z adalah generasi yang lahir antara 1997-2012. Mereka bisa dikatakan generasi paling muda dan intens dengan teknologi. Selain itu, Gen Z terkenal sebagai generasi yang FOMO, Teach savvy, Yolo, mencintai kebebasan, berpikir ke depan, dan individualis.
Sementara itu, Danang Baskoro mengatakan bahwa dalam melakukan konseling bagi Gen Z perlu memperhatikan banyak hal, seperti membangun hubungan, identifikasi dan penilaian masalah, menentukan sasaran dan intervensi konseling, evaluasi konseling dan terminasi. Menurutnya, kasus kesehatan mental disebabkan oleh banya faktor, salah satunya dilatar belakangi oleh masalah keluarga dan masalah sosial.
Ia menuturkan bahwa Tim BK dan Sebaya harus dapat mengetahui permasalahan dasar atau penyebab awal dari adanya permasalahan psikologis yang terjadi di kalangan mahasiswa, karena itu dasar yang penting dalam melakukan konseling.
Pada kesempatan itu, Danang juga memberikan beberapa attending behaviour yang dapat dipelajari oleh tim BK dan Tim Sebaya selama melakukan konseling, agar dapat dengan teliti mengetahui permasalah yang tengah terjadi. “Semoga acara ini dapat meningkatkan awareness mahasiswa dan dosen terhadap kesehatan mental orang –orang di sekitarnya, utamanya di masa pandemi yang penuh dengan tekanan dan perubahan,“ harapnya. (Hasna)